Jembatan Merah

Jembatan Merah

Jembatan Tenggarong--

Di situ saya tertegun: kok masih ada jembatan yang warnanya tetap kuning. Yakni, jembatan anak Sungai Mahakam. Namanya Jembatan Keroncong. Di Desa Teluk Dalam. Di sebelah pompa bensin yang khas: antrean truknya selalu panjaaaaaaang. Setiap hari. Sejak lebih setahun lalu. Antre solar subsidi. 

Ternyata jembatan anak sungai itu juga pernah diubah menjadi merah. Hampir bersamaan dengan perubahan warna ”Golden Gate”. Tapi, malam-malam, warna jembatan anak sungai tersebut dicat lagi. Entah oleh siapa. Ups... Yang mengubah jelas: Remaong Koetai Berjaya (RKB). Yakni, organisasi pemuda lokal yang sebenarnya tidak berafiliasi ke Golkar.

Orang Tenggarong mengenal RKB sebagai organisasi yang bernaung di bawah Kesultanan Kutai. Ketuanya Hebby Nurlan Arafat. Ia mengaku warna kuning adalah kearifan lokal. Tidak ada hubungan dengan Golkar. Warna identitas Kesultanan Kutai adalah kuning. Masuklah ke keraton Kutai --yang kini jadi museum. Warna kesultanan itu dominan kuning. 

Remaong itu salah satu hewan gaib yang sakti, yang tunduk dengan Sultan Sulaiman. Dan nama remaong pun di jadikan gelar oleh beliau untuk panglima-panglima Kutai dan yang lain dari Kutai tapi berabdi suaka kepada kerajaan kutai (Tanah Kutai).

Oleh RKB, jembatan itu dicat kembali ke warna kuning. Seluruhnya. Mungkin karena mengecetnya tidak sulit. Jembatannya pendek. Tidak perlu tangga, apalagi scaffolding.

Ternyata sebenarnya pernah juga diubah menjadi warna merah lagi. Tapi, malam-malam diubah lagi dengan warna lama. 

Warna ternyata begitu pentingnya. Mengalahkan antrean yang tidak berkesudahan. Di dekat jembatan itu. Dan di semua pom bensin di sekitarnya. (Dahlan Iskan)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id

Berita Terkait