Dari Belanda, Aussie, California: Timnas U-17 Buktikan Sepak Bola Indonesia Punya Masa Depan Yang Cerah!
Dari Belanda, Aussie, California: Timnas U-17 Buktikan Sepak Bola Indonesia Punya Masa Depan Yang Cerah!-radarindramayu.id-Radar Indramayu
BACA JUGA:Jay Idzes Dipuji dan Diandalkan Sassuolo, Fans Timnas Indonesia Makin Tak Sabar Lihat Aksinya
Kehadiran mereka bukan sekadar mengisi kuota pemain diaspora. Pelatih Nova Arianto menegaskan pemilihan nama-nama ini berdasar kualitas, kesiapan mental, dan kebanggaan untuk tampil membela Merah Putih.
Mereka kini menjalani pemusatan latihan intensif di Dubai, bersama skuad utama, mematangkan chemistry menjelang laga berat di fase grup Piala Dunia yaitu bersiap untuk melawan Brasil, Honduras, dan Zambia.
Satu grup yang menuntut nyali, kecepatan beradaptasi, serta rasa percaya diri di hadapan lawan kelas dunia.
Proses seleksi pemain diaspora tahun ini tidak berjalan mulus.
Banyak talenta lain seperti Nicholas Mjosund dan Noha Pohan tak lolos seleksi akibat masalah administrasi paspor orangtua dan regulasi FIFA yang ketat.
PSSI melalui Arya Sinulingga mengakui, birokrasi dokumen jadi tantangan utama dalam memanggil lebih banyak diaspora.
Namun empat nama yang mendarat di skuad final adalah hasil seleksi ketat di tengah keterbatasan waktu dan persyaratan dokumen yang rumit.
Bagi publik Indonesia, fenomena ini adalah lompatan besar. Setelah tahun-tahun sebelumnya Timnas U-17 hanya diperkuat 1-2 diaspora, kini wajah baru Garuda Muda benar-benar beragam.
BACA JUGA:Jangan Rusak Mental Pemain, Erick Thohir Minta Dukungan Penuh Kepada Suporter!
Dukungan dari diaspora bukan sekadar soal teknik atau fisik, tapi juga pengalaman dan mental bertanding internasional yang dibutuhkan skuad muda Indonesia.
Harapan besar disematkan agar mereka mampu memberi pengaruh positif di lapangan, baik sebagai penggawa inti maupun pembawa semangat kompetisi sehat bagi seluruh rekan setim.
Pelatih Nova Arianto menerapkan sistem rotasi intensif dan pendekatan personal sebagai kunci menyatukan para diaspora dan pemain lokal.
Adaptasi bahasa, budaya, hingga gaya hidup dijembatani lewat program mentoring dan diskusi terbuka.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

