Anxiety : Ketika Pikiran Tidak Bisa Berhenti Khawatir

Anxiety : Ketika Pikiran Tidak Bisa Berhenti Khawatir

Anxiety : Ketika Pikiran Tidak Bisa Berhenti Khawatir-Instagram-radarindramayu

Dengan demikian, pencegahan anxiety tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga memerlukan peran aktif keluarga, institusi pendidikan, tenaga kesehatan, dan masyarakat secara luas. Pendekatan pencegahan yang holistik diharapkan mampu menurunkan prevalensi anxiety serta meningkatkan kualitas kesehatan mental masyarakat.

Bagi individu yang telah mengalami anxiety, penanganan yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah perburukan kondisi serta meningkatkan kualitas hidup. Langkah awal yang penting adalah pengenalan dan penerimaan terhadap kondisi diri. Kesadaran bahwa anxiety merupakan gangguan psikologis yang dapat ditangani membantu individu mengurangi stigma diri dan mendorong pencarian bantuan profesional.

Dari perspektif psikologis, terapi psikologis merupakan pendekatan utama dalam penanganan anxiety. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) terbukti efektif dalam membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir irasional serta perilaku maladaptif yang memicu kecemasan (Beck & Clark, 1997).

BACA JUGA:John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia? Pengamat Singgung Piala AFF 2026

Selain itu, teknik relaksasi, latihan pernapasan, dan mindfulness-based interventions dapat digunakan untuk menurunkan respons fisiologis terhadap stres dan meningkatkan regulasi emosi
Selain itu, penting bagi individu untuk menetapkan batasan (boundaries) yang jelas dalam interaksi sosial.

Kemampuan untuk mengatakan “tidak” terhadap tuntutan yang berlebihan dan menjaga keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan sosial membantu individu terhindar dari kelelahan emosional. Dalam konteks ini, batasan yang sehat bukanlah bentuk penolakan sosial, melainkan strategi perlindungan diri untuk menjaga stabilitas mental.

Dengan demikian, tetap berada di lingkungan yang sehat memerlukan upaya aktif dari individu dan dukungan dari lingkungan sekitar. Kombinasi relasi yang positif, batasan yang jelas, komunikasi yang sehat, serta budaya yang suportif merupakan fondasi utama dalam menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan mental.[UH]

BACA JUGA:Tok! UMK Indramayu 2026 Naik 4,15 Persen.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: