Praktisi K3 Respon Aksi Bupati Lucky Lepas Burung Hantu Hingga Ular di Sawah

Praktisi K3 Respon Aksi Bupati Lucky Lepas Burung Hantu Hingga Ular di Sawah

RESPON: Praktisi K3 Muhamad Lazuardi Pradipta Komara SKM MKKK memberikan tanggapan terkait langkah Bupati Indramayu Lucky Hakim melepas ular, biawak, dan burung hantu sebagai langkah atasi serangan hama tikus, Kamis (21/8/2025).-Anang Syahroni-radarindramayu

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID — Langkah Bupati Indramayu Lucky Hakim yang melepaskan burung hantu, biawak, dan ular ke sawah beberapa waktu lalu sebagai langkah mengatasi serangan hama tikus yang meresahkan petani, mendapat respon dari praktisi kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di Kabupaten Indramayu.

Sebagai praktisi K3 di Kabupaten Indramayu, Muhamad Lazuardi Pradipta Komara SMK MKKK mengatakan mengenai pelepasan ular, biawak bahkan sampai burung hantu di sawah-sawah sebagai penguat dalam pembasmian hama tikus secara natural.

“Jika berbicara dari manfaat tentunya itu sangatlah baik mengingat indramayu sendiri sebagai lumbung padi nasional, menjadi dukungan yang baik dalam penguat akan tonggak pangan nasional, terutama dari hama tikus atau sejenisnya,” ujarnya. Kamis (21/8/2025).

Namun diluar hal itu, sebagai ahli K3 dan juga putra daerah, Lazuardi  menghimbau kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu agar mensosialisasikan kepada para petani/buruh tani/yang beraktivitas di sekitar sawah tersebut agar menerapkan budaya K3.

BACA JUGA:Kemarin Ular, Sekarang Pemkab Indramayu Siap Andalkan Predator Alami untuk Kendalikan Hama Tikus di Sawah

“Meskipun ular, biawak, dan burung hantu tidak berbisa namun gigitan yang diperoleh itu dapat berdampak infeksi atau luka serius jika menggigit titik-titik tertentu yang mana juga dapat berdampak kematian juga jika tidak segera ditangani,” ungkapnya.

Mengantisipasi hal itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan misalnya mensosialisasikan apa saja bahaya ular, biawak serta burung hantu mulai dari gigitannya bahkan hingga kotorannya jika bersentuhan dengan kulit serta lainnya, bagaimana cara pencegahan atas bahaya yang ditimbulkannya, sebagai contoh sebagai pelindung tubuh menggunakan sepatu booth, sarung tangan, pakaian berbahan tebal hingga pelindung kepala untuk kotoran burung.

“Mensosialisasikan juga apa saja langkah yang harus dilakukan jika sudah tergigit, tercakar, terkena sapuan ekor bahkan alergi kulit atas kotorannya, ini juga sangat perlu diketahui para petani,” papar Lazuardi.

Selain itu, perlu adanya langkah penguatan perangkat dari kelompok tani, mulai dari koordinasi dengan puskesmas/klinik terdekat, hingga diberikan pelatiha bagi para petani dasar P3K dan menyediakan perlengkapan P3K di setiap gubug atau posko-posko kelompok tani yang terdapat di sekitar areal pesawahan

BACA JUGA:Kendalikan Hama Tikus, Bupati Indramayu Lepas Beragam Jenis Ular ke Sawah

“Semoga ini didengar dan mendapat respon dari DKPP,dan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu untuk berkoordinasi dalam menguatkan kebijakan bupati ini,” kata Lazuardi. (oni)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: