5 Hal Menarik dari Film Perempuan Pembawa Sial, Nomor 2 Bikin Kamu Penasaran Ingin Nonton
Poster film Perempuan Pembawa Sial, yang akan tayang di bioskop pada 18 September mendatang. --radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - Film horor Indonesia kembali menghadirkan kisah yang tak hanya menyeramkan, tetapi juga menyimpan pesan dan mitos budaya yang mendalam.
Perempuan Pembawa Sial bercerita tentang Mirah (Raihaanun), sosok perempuan yang seolah dikutuk oleh takdir: setiap pria yang mencintainya akan berakhir dengan kematian tragis.
Cerita ini terinspirasi dari legenda bahu laweyan —sebuah kutukan dari masa lalu— dan dibumbui elemen dongeng klasik Bawang Merah dan Bawang Putih.
Kisah yang dihadirkan tidak hanya menyuguhkan ketegangan visual, tapi juga membongkar trauma, kepercayaan lokal, dan karma masa silam.
BACA JUGA:Utang Petani Tembus Rp1,4 Triliun, Pemkab Indramayu Dinilai Gagal Sejahterakan Petani
Berikut lima hal menarik dari balik layar film Perempuan Pembawa Sial yang patut kamu ketahui sebelum menontonnya:
1. Ketakutan Masa Lalu Sutradara Jadi Inspirasi Teror di Film
Di balik adegan-adegan menyeramkan dalam film ini, tersembunyi kisah pribadi dari sang sutradara, Fajar Nugros.
Ia mengungkap bahwa keterlibatan maestro tari Didik Nini Thowok dalam film ini bukan sekadar peran seni, melainkan representasi dari rasa takutnya semasa kecil.
Kala masih duduk di bangku sekolah dasar, Fajar pernah melihat topeng milik Didik Nini Thowok dalam suasana gelap.
Gambar itu begitu mengganggu, bahkan terus menghantuinya hingga dewasa.
Ketakutan tersebut kini menjelma menjadi bagian penting dalam sinematografi film ini —sebuah teror yang lahir dari pengalaman nyata sang pembuat film sendiri.
2. Kutukan Bahu Laweyan: Bukan Sekadar Cerita Rakyat
Cerita tentang bahu laweyan mungkin terdengar seperti dongeng tua yang hanya berputar di telinga masyarakat tradisional.
Namun, dalam produksi film ini, kutukan tersebut diangkat sebagai elemen sentral dan justru mendapat validasi dari Eyang Didik Nini Thowok, yang tak hanya berperan dalam film, tapi juga menjadi penasihat budaya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

