
RADARINDRAMAYU.ID - Timnas China resmi memecat Branko Ivanković beserta seluruh stafnya setelah gagal melaju dari babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Keputusan ini diambil setelah penampilan inkonsisten yang berpuncak pada kekalahan 1–0 dari Timnas Indonesia beberapa waktu lalu yang membuat China hanya finis di urutan kelima Grup C.
Dengan fokus beralih ke East Asian Cup 2025, media-media olahraga Negeri Tirai Bambu ramai memberitakan mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae‑yong (STY), sebagai kandidat terkuat pengganti Ivanković.
Federasi Sepak Bola China (CFA) disebut menilai kemampuan taktik STY yang mumpuni serta kemampuannya dalam mengembangkan pemain muda sebagai nilai jual utama.
BACA JUGA:Simak Strategi Cerdas Ajukan Pinjaman KUR BRI 2025 Plafon Rp100 Juta, Syaratnya Gampang Banget!
Rekam jejak Shin Tae‑yong di Indonesia terbilang spektakuler. Sejak ditunjuk pada Desember 2019, ia memimpin Garuda meraih status runner‑up Piala AFF 2020, serta menyabet medali perunggu SEA Games 2021 bersama Timnas U‑23.
Di level senior, STY sukses membawa Indonesia lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, menjadi satu‑satunya wakil Asia Tenggara yang menembus tahap tersebut.
Statistik kepelatihan Shin bersama Timnas Indonesia juga impresif. Dari 57 laga senior, ia mencatat 24 kemenangan, 13 imbang, dan 20 kalah, dengan rasio gol masuk 100 berbanding 66 kebobolan.
Di level junior, ia juga berhasil memoles Garuda Muda mencapai semifinal Piala Asia U‑23 2024 serta memastikan tiket Piala Asia U‑23 2024 bagi Indonesia.
Selain rekam jejaknya yang luar biasa, STY juga terkenal piawai menggunakan gaya bermain modern yang memaksimalkan potensi pemain.
Dengan gaya bermain pressing yang agresif, transisi cepat, dan fleksibilitas formasi menjadikan para pemain bisa beradaptasi cepat terhadap permainan lawan.
Ia juga kerap memberi kesempatan bagi pemain muda dan naturalisasi, memperkaya komposisi skuad dengan talenta yang sebelumnya terpinggirkan.
Keunggulan inilah yang membuat CFA mempertimbangkannya untuk mengembalikan kejayaan China di kancah Asia.