
“Kami siap menulis sejarah bersama,” tuturnya, menegaskan keinginannya mencetak talenta Indonesia yang tak hanya bersinar domestik, tapi juga di Eropa dan kompetisi dunia.
Pria berusia 69 tahun ini akan menjalin kolaborasi erat dengan Patrick Kluivert sebagai kepala pelatih di Timnas Indonesia untuk merancang kurikulum scout, workshop pelatih, serta program kunjungan ke akademi Eropa.
Rencana awal mencakup jajak bakat di 34 provinsi, pendataan statistik modern menggunakan analitik, dan roadshow talent scouting di sekolah sepakbola.
Keputusan mendatangkan sosok berpengalaman seperti Tahamata menggambarkan kesungguhan PSSI dalam mempercepat transformasi sepakbola nasional.
Dengan jaringan luas dan pengetahuan mendalam tentang standar Eropa, ia diharapkan memaksimalkan potensi pemain muda, menutup kesenjangan kualitas, serta mempercepat debut talenta Indonesia di liga-liga top dunia.
Menjelang putaran final Piala Asia dan persiapan Olimpiade, kehadiran Simon Tahamata sebagai Head of Scouting bisa menjadi kunci untuk menggaet generasi emas baru.
PSSI dan para penggawa Timnas pun menanti gebrakan strategi pencarian bakat yang akan ditorehkan legenda sayap kiri Ajax ini.
Dengan kombinasi pengalaman lapangan dan dedikasi dalam meracik sistem scouting, Simon Tahamata siap mengabdikan karier keduanya demi sepakbola Indonesia yang ambisius, profesional, dan berstandar internasional.