RADARINDRAMAYU.ID - Piala AFF 2024, yang akan digelar pada 8 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025, menghadirkan perdebatan panas terkait keputusan Timnas Indonesia untuk menurunkan skuad U-22 di turnamen tersebut.
Langkah ini memicu kekhawatiran dari pengamat sepak bola Malaysia, Zakaria Rahim, yang menilai bahwa jika negara-negara lain mengikuti langkah serupa, turnamen ini bisa kehilangan daya tarik bahkan terancam hilang.
Keputusan PSSI untuk membawa skuad U-22 di bawah asuhan pelatih kepala Shin Tae-yong bukanlah tanpa alasan.
Banyak pemain Timnas Indonesia saat ini berkarier di luar negeri, sehingga sulit untuk dipanggil karena Piala AFF tidak termasuk dalam kalender resmi FIFA. Hal ini memungkinkan klub tempat pemain bernaung untuk menolak melepas mereka ke tim nasional.
BACA JUGA:Maarten Paes Kiper Andalan Timnas Indonesia Masuk Save Terbanyak di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Dengan kendala tersebut, PSSI memutuskan untuk memanfaatkan Piala AFF 2024 sebagai ajang persiapan bagi Timnas U-22 menuju SEA Games 2025.
Meski demikian, Shin Tae-yong tetap memanggil beberapa pemain senior untuk memperkuat tim. Pemain-pemain tersebut termasuk nama-nama besar seperti Rafael Struick, Justin Hubner, Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam, Marselino Ferdinan, dan Ivar Jenner.
Namun, keputusan ini menuai perhatian dan kritik dari pihak luar. Zakaria Rahim, salah satu pengamat sepak bola terkemuka Malaysia.
Ia mengungkapkan bahwa keputusan Indonesia menurunkan sebagian besar pemain muda dapat berdampak besar pada masa depan Piala AFF.
"Saya melihat daftar pemain skuad Indonesia, mereka hanya menurunkan satu pemain senior sedangkan sisanya sebagian besar pemain U-22. Jadi bisa diasumsikan mereka tidak menurunkan skuad terbaiknya karena banyak bermain di level Asia," ungkap Zakaria.
Ia juga mengkhawatirkan bahwa negara-negara lain akan meniru langkah Indonesia, yang akhirnya membuat turnamen ini berubah menjadi kompetisi pemain muda.
"Tentu ini akan berdampak pada tim lain yang menjadi penantang seperti kami, Thailand, dan Vietnam. Jika semua tim mengambil keputusan yang sama, pertandingan Piala AFF akan hilang karena kita sudah memiliki SEA Games untuk pemain muda," lanjutnya.
Zakaria menilai bahwa tujuan utama Piala AFF adalah untuk membangkitkan semangat kompetisi di antara negara-negara Asia Tenggara, baik untuk pemain, pelatih, maupun suporter.