Namun demikian, Sartinah tidak menyesal menjalani perkawinan model tersebut. Menurut dia, pernikahannya sah dan tidak melanggar agama.
Hanya dia pun jujur mengakui malu menjani kawin berdurasi itu. Suaminya hanya datang kadang-kadang. Setelah kontraknya berakhir, sang suami pergi begitu saja.
“Saya sudah pusing ndak karuan. Saya nggak ngerti apa maunya laki-laki itu. Kalau mau cerai, ceraikan saja,” tandasnya sambil mengatakan tak ingin sang sami kembali.
Dia sudah menjalani nikah kontrak akhir pekan itu selama 3 tahun. Setelah itu sang suami pergi tanpa kesan. Untung tidak punya anak.
Nah, dari pengakuan para perempuan pelaku kawin kontrak, motif utamanya hanyalah ekonomi. Rasa cinta dan kasih sayang pun mereka abaikan. Lalu apa bedanya dengan prostitusi terselubung?