Suara kecapi itu merupakan penghinaan kepadanya. Sebab seperti diketahui, Sang Emir memang mengharamkan musik.
Setelah kematian Sang Emir dan kekalahannya melawan Turki Usmani, negara Saudi pertama akhirnya runtuh.
Hanya saja pasca peperangan tersebut, sisa-sisa dari keluarga Saud itu berhasil meloloskan diri dari kejaran pasukan Usmani. Mereka melakukan konsolidasi.
Pada tahun 1824 di Kota Nejd, mereka memproklamirkan kerajaan baru. Mereka pun di Nejd tidak lagi melakukan ekspansi ke wilayah Usmani.
Di era ini dikenal dengan negara Saudi kedua. Namun, tak seperti yang pertama, ada banyak konflik internal terjadi sehingga negara ini melemah.
Pada akhirnya pada tahun 1891, dinasti ini ditaklukan oleh Dinasti Rasyidi dari Ha'il. Keluarga besar Bani al-Saud kembali terpencar dan hidup dalam pengasingan.
Saat Perang Dunia I pecah, pemimpin dinasti al Saud, yaitu Abdul Aziz, memanfaatkan kesempatan. Dia kembali ke Najd. Dia pun menaklukkan wilayahnya yang dicaplok Dinasti Rasyidi.
Untuk kali ini, dalam rangka memperoleh kekuasaan kembali, dia mendapat banyak dukungan. Terutama dari kaum akar rumput Badui-Wahabi.
Usaha untuk merebut kekuasaan ini berhasil. Najd berhasil dikuasai kembali oleh al-Saud. Tetapi dia ingin lebih dari itu. Maunya menguasai seluruh penjuru jazirah Arab.
Untuk mewujudkan ambisinya itu, hanya Inggris yang bisa membantunya. Dia pun mendekati Inggris. Dukungan pun bisa terwujud.
Dukungan Inggris itu diwujudkan dalam perjanjian Jeddah tahun 1927. Isinya Inggris mengakui Kerajaan Hijaz dan Nejd sebagai negara merdeka.
BACA JUGA:PSSI Ternyata Sudah Lakukan PDKT dengan Eliano Reijnders Sejak 1,5 Tahun yang Lalu!
Pada tahun 1932, kedua kerajaan ini digabungkan menjadi Kerajaan Arab Saudi.
Kerajaan ini semakin beruntung setelah menemukan ladang minyak besar di al-Hasa pada 1938.