Digantikan Traktor, Populasi Kerbau Semakin Menyusut

Kamis 05-01-2023,18:00 WIB
Reporter : Kholil Ibrahim
Editor : Leni indarti hasyim

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID -Tidak seperti halnya kambing dan sapi yang jamak dikembangkan petani. Mencari keberadaan ternak kerbau di Bumi Wiralodra kini cukup sulit. Tak mengherankan, kerbau menjadi hewan ternak yang langka. Populasinya terus menyusut.

Namun di sejumlah desa di wilayah barat Kabupaten Indramayu, masih ada warga yang setia melakoni ternak kerbau. Salah satunya di Desa Jatimulya, Kecamatan Terisi.

Di desa yang berada di pinggiran kawasan hutan Cikawung itu, tersisa beberapa peternak kerbau yang masih eksis.
Mereka kerap bersama-sama menggembalakan hewan bertanduk keluarga banteng itu di Lapangan Janggleng.

“Paling ada 3 peternak saja disini. Itupun jumlahnya sekitar 30 ekor kerbau,” ucap Waryono, tokoh masyarakat setempat, kemarin.

Kondisi ini berbeda dari dua atau tiga puluh tahun sebelumnya. Dulu, hampir setiap petani di desanya pasti memiliki kerbau. Dipelihara dan diternakkan. Dikaryakan untuk keperluan membajak sawah mereka. Sampai disediakan kandang khusus disekitar rumahnya.

Tetapi, setelah masuknya era pertanian modern, tenaga kerbau tak lagi diperlukan. Digantikan mesin traktor. Untuk mengelola lahan pertanian.

“Sejak saat itu, kerbau mulai jarang hingga jumlahnya terus berkurang. Karena hampir seluruh petani sudah beralih ke penggunaan alat-alat canggih seperti traktor daripada hewan ternak,” tuturnya.

Kondisi itu diamini Dulyani, warga lainnya. Saat ini, beternak kerbau dijadikan usaha sampingan. Para peternak memilih bertahan dan menjadikan kerbau sebagai investasi berharga. Dijadikan objek perdagangan. Untuk keperluan upacara adat, seperti Nadran atau pesta laut. Harganya bisa selangit.

“Jangan dikira murah, harganya bisa mencapai Rp27-35 juta per ekor kerbau dewasa. Biasanya kerbau dibeli untuk upacara adat Nadran,” ungkapnya.  

Dulyani menambahkan, tidak menutup kemungkinan keberadaan kerbau bakal punah. Di tengah kemajuan teknologi sekarang ini yang serba menggunakan mesin.

Ditambah lagi tidak ada lagi upaya pelestarian budaya menggunakan kerbau dan bajak tradisional sebagai kearifan lokal dalam mengolah sawah.

Kategori :