Diduga Takut, Warga Desa Bugis Mangkir Swab Test

Diduga Takut, Warga Desa Bugis Mangkir Swab Test

SWAB test masal terhadap warga hasil tracing pasien Covid-19 di Desa Bugis, Kecamatan Anjatan tak berjalan mulus. Dari sebanyak 35 warga yang ditargetkan melakukan uji usap, 21 diantaranya mangkir tanpa alasan jelas. Hanya sebanyak 14 warga yang bersedia mengikuti tes swab gratis yang bertempat di halaman UPTD Puskesmas Bugis. Beberapa diantaranya anak di bawah umur. Saat menjalani tes swab lewat hidung oleh tenaga medis yang mengenakkan APD lengkap, anak-anak usia sekitar 5 sampai 10 tahun itu ketakutan. Bahkan, ada yang sampai menangis histeris. Tidak mau hidungnya disogok-sogok. Orang tua dari bocah-bocah itu, yang juga ikut tes swab, tampak lelah berupaya untuk menenangkan. Petugas dari UPTD Puskesmas Bugis, anggota TNI dan Satpol PP juga berusaha meredam kepanikan. Menghibur anak-anak hingga akhirnya mau diswab. Informasi yang dihimpun Radar, mangkirnya warga mengikuti swab test yang digelar secara gratis oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu itu, diduga karena takut. Perangkat Desa Bugis sampai hampir menyerah. Tak sanggup lagi merayu-rayu warga untuk datang kelokasi. Meski telah menyediakan kendaraan antar jemput. Padahal, proses pendataan dan sosialisasi sudah dilakukan sejak dua hari sebelumnya atau Senin (3/8). Semula yang terdata 31 orang. Namun belakangan jumlahnya bertambah menjadi 35 warga. Mereka mayoritas kerabat dan tetangga satu lingkungan dari 3 pasien yang terkonfirmasi positif virus Corona. “Sampai didatangi rumahnya sama ketua RT, tetap tak mau datang. Mungkin ketakutan,” ungkap salah seorang perangkat Desa Bugis yang enggan disebut namanya. Dengan kondisi demikian, pihaknya hanya bisa pasrah. Menyerahkan sepenuhnya kepada Tim Satgas Covid-19 Kecamatan Anjatan untuk mengambil langkah selanjutnya. Terpisah, juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Indramayu, dr H Deden Bonni Koswara menjelaskan, swab test masal di Desa Bugis merupakan tindaklanjut hasil tracing terhadap 3 orang terkonfirmasi positif Covid-19 warga setempat. Ketiganya merupakan satu keluarga. Terdiri dari anak dan kedua orang tuanya. Yakni Tn W (19), Ny S (62) dan Tn A (64). Tn. W terkonfirmasi lebih dahulu pada tanggal 30 Juli 2020. Baru kemudian kedua orang tuanya. Mereka kini masih menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara Losarang. Menyoal mangkirnya warga mengikuti swab tes, Deden menyatakan belum ada sanksi terkait hal tersebut. Namun, pihaknya berharap, pemerintah desa maupun Satgas Covid-19 terus melakukan upaya persuasif serta melakukan upaya lanjutan. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: