Panen Perdana Padi Organik Memuaskan

Panen Perdana Padi Organik Memuaskan

INDRAMAYU- Berbagai inovasi terus dilakukan kelompok tani (poktan) di Kabupaten Indramayu untuk mempertahankan status sebagai lumbung padi nasional. Seperti yang dilakukan Poktan Sri Makmur III. Dalam panen perdana, kemarin, poktan menghasilkan 7,4 ton per hektare tanpa menggunakan pupuk kimia. Ketua Poktan Sri Makmur III, Ayi Sumarna mengatakan, kegiatan panen perdana demplot adalah bentuk kepedulian poktan bersama P4S Dharma Kencana untuk mengubah budi daya petani Indramayu kearah budi daya padi ramah lingkungan yang diperkuat dengan pembuktiannya. “Ada 4 demplot yang kita ujikan pembuktian tanaman padi ramah lingkungan. Dari 4 demplot tersebut hasil ubinan lumayan potensi panen di atas 6 ton per hektare, bahkan ada yang sampai 10 ton per hekter,” ungkapnya. Lebih lanjut, dijelaskan Ayi Sumarna, dari keempat demplot dengan varietas padi berbeda, diantaranya jenis IPB3S menghasilkan 7,4 ton per hektare, Inpari 24 menghasilkan 10 ton per hektare, Mapan 05 menghasilkan 6,8 ton per hektare, dan Siyam-Siyam menghasilkan 8,4 ton per hektare. Dengan hasil panen ini, lanjut Ayi, pengolahan padi secara ramah lingkungan juga dinilai dapat menjadi solusi kelangkaan pupuk bersubsidi. Selama ini, lanjutnya, petani jor-joran menggunakan pupuk dan pestisida kimia sintetis yang mempengaruhi biaya produksi tinggi. Sementara harga jual gabah dirasakan petani sangat murah saat terjadi panen raya. “Langkah kita untuk kenalkan inovasi penggunaan pupuk ramah lingkungan mendapat dukungan dari Dinas Pertanian Provinsi Jabar,” paparnya. Menurutnya, dengan hasil pengolahan tanaman padi ramah lingkungan, diharapkan petani konvensional mau beralih ke pola budi daya padi ramah lingkungan. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Ir Dadan Hidayat MM mengapresiasi langkah Poktan Sri Makmur III dan P4S Dharma Kencana yang terus berupaya mengkonversikan pengolahan lahan tanaman padi agar produktivitasnya meningkat. Ditambah lagi, kata Dadan, Kabupaten Indramayu merupakan sentra produsen beras skala nasional. Sehingga, inovasi teknologi pertanian sangat dibutuhkan oleh para petani agar dapat mempertahankan status Indramayu sebagai lumbung pangan nasional. “Saya sangat mendukung teknologi inovasi penggunaan pupuk hayati atau organik dalam upaya peningkatan produksi padi, ini juga bisa solusi pengganti pupuk sintetis,” ujarnya. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: