Minta Diangkat, Ribuan Guru Honorer Kepung Pendopo Indramayu. Bupati Minta Bersabar dan Ajak Sama-sama Berdoa

Minta Diangkat, Ribuan Guru Honorer Kepung Pendopo Indramayu. Bupati Minta Bersabar dan Ajak Sama-sama Berdoa

Ribuan guru honorer melakukan aksi demo minta untuk segera diangkat menjadi PPPK, Kamis, 1 Desember 2022-Utoyo Prie Achdi-

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID Sudah lulus passing grade P1 namun tak juga diangkat,ribuan guru honorer kepung Pendopo Indramayu, Kamis, 1 Desember 2022. Mereka yang tergabung dalam Forum Guru Lulus Passing Grade (GLPG) Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK)  Kabupaten Indramayu, menuntut hak setelah dinyatakan lulus passing grade P1 sebagai PPPK.

 Seperti diketahui, ada 1.899 guru honorer di Kabupaten Indramayu yang sebelumnya telah dinyatakan lulus passing grade P1 tahap satu dan dua tahun 2021. Mereka dinyatakan lulus oleh Panselnas Pengadaan CASN 2021.

 Ribuan guru honorer yang datang dari berbagai wilayah di Kabupaten Indramayu, sejak pagi sudah berkumpul di GOR Singalodra Indramayu . Di tengah rintik hujan yang mengguyur sejak pagi hari, mereka berjalan dari titik kumpul di GOR Singalodra menuju Pendopo Indramayu, sekitar pukul 10.00 WIB.

 Di depan pintu gerbang pendopo yang dijaga polisi, para guru yang mengajar di SD dan SMP itu menyampaikan orasi secara bergantian. Mereka meminta agar bisa bertemu langsung dengan Bupati Indramayu, Nina Agustina.

 BACA JUGA:Gawat ! APBD 2023 Indramayu Gagal Disahkan

Para guru pun dengan sabar menunggu kehadiran bupati. Di sela orasi, mereka juga terus melantunkan sholawat dan menyanyikan lagu Hymne Guru. Tak sedikit di antara mereka yang menangis.

 Ketua Forum GLPG PPPK Kabupaten Indramayu, Suharjo,  mengatakan, kedatangan mereka hanya untuk menuntut hak karena telah dinyatakan lulus passing grade  P1 sebagai PPPK tahun 2021. Pasalnya, dari 1.899 guru yang lulus passing grade, hanya 280 orang yang mendapat SK pengangkatan dari Pemkab Indramayu.

 Kami menuntut agar di-SK-kan, diangkat, dan digaji sesuai peraturan untuk semua guru yang lulus passing grade,  tanpa kecuali,’’ tegas Suharjo.

 Suharjo menyatakan, pihaknya juga menuntut agar tidak ada pemisahan atau mendahulukan guru negeri dan swasta, di antara 1.899 guru yang lulus passing grade sesuai data Panselnas tersebut.

 BACA JUGA:SMKN 1 Patrol Galang Donasi, Salurkan Bahan Makanan dan Pakaian

Suharjo meminta agar Pemkab Indramayu menuntaskan pengangkatan 1.899 orang guru honorer hingga akhir 2022. Dia meminta agar tidak dibuka formasi baru untuk umum, sebelum formasi P1 dituntaskan di tahun 2022 ini.

 Suharjo pun menyesalkan sikap Pemkab Indramayu, yang tidak mengangkat semua guru honorer yang telah lulus passing grade P1 PPPK. Padahal, saat ini Kabupaten Indramayu membutuhkan sekitar 10.604 guru, baik tingkat SD maupun SMP.

 Kabupaten Indramayu ini bukan cuma krisis guru, tapi darurat guru. Tapi kenapa yang diangkat cuma 280 orang? Sedangkan kami masih banyak dan siap memajukan pendidikan di Kabupaten Indramayu,’’ cetus Suharjo.

 Suharjo menambahkan, para guru honorer yang lulus passing grade P1 PPPK tahun 2021 rata-rata memiliki masa kerja antara tujuh sampai 25 tahun. Mereka selama ini tulus mengabdi, meski dengan penghasilan yang minim. Bahkan, ada yang hanya Rp 175 ribu per bulan.

 BACA JUGA:Surat Kepercayaan Enam Dubes Negara Sabahat Sudah Diterima Jokowi

Suharjo mengatakan, jika upaya demo kali ini tak mendapat tanggapan dari bupati, mereka akan ke Jakarta. Meski demikian, mereka tidak akan mogok mengajar.

 Kami adalah guru. Kami tidak akan mengorbankan anak didik kami,’’ tegas Suharjo.

Suharjo menambahkan, saat kampanye tahun 2020, Bupati Nina Agustina yang saat itu masih sebagai calon bupati, telah berjanji akan memberikan tunjangan kepada guru honorer sebesar Rp 1,5 juta per bulan. Namun setelah menjadi bupati, janji tersebut belum direalisasikan.

''Kami di sini salah satunya untuk menagih janji itu,'' cetus Suharjo. 

BACA JUGA:Bupati Ungkap Program Sembako untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Sementara itu, salah seorang guru, Abdul Rouf, mengungkapkan, pemerintah daerah semestinya memperhatikan nasib para guru honorer. Apalagi, mereka telah dinyatakan lulus passing grade P1 PPPK.

" Kami kan sudah lulus passing grade, dari Pusat. Harusnya di daerah tinggal penempatannya saja,’’ cetus pria yang menjadi guru di SDN Cibereng 2 Terisi itu.

 Abdul Rouf menceritakan, sudah mengajar selama 15 tahun. Selama dua tahun pertama perjalanannya sebagai guru, statusnya hanya sukwan dan tidak digaji sepeser pun.

 Dua tahun berikutnya, ia menjadi honorer dan memperoleh honor sebesar Rp 100 ribu per bulan. Selang dua tahun kemudian, honornya naik menjadi Rp 200 ribu per bulan.

 BACA JUGA:Penemuan Bayi dalam Plastik, Sempat Dikira Anak Kucing

Sekarang honor saya Rp 300 ribu per bulan,’’ tutur guru yang mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut.

 Selain mengajar di SD, ia juga mengajari anak-anak di lingkungannya mengaji. Meski demikian, dia tidak memungut biaya kepada anak-anak tersebut. Dia hanya membuka warung, yang menjadi tempat jajan anak-anak saat mengaji.

Sementara itu Bupati Indramayu, Nina Agustina, akhirnya hadir ditengah-tengah masa pendemo pada sore hari. Bupati mohon maaf karena baru bisa menemui mereka yang sudah datang sejak pagi.  

Di hadapan para pendemo, Bupati mengatakan bahwa persoalan seperti ini bukan hanya terjadi di Indramayu namun hampir disemua daerah. Namun Bupati mengatakan bahwa pada saatnya nanti semua akan  diangkat, apalagi mereka  sudah lulus.

 Bupati juga berjanji persoalan ini akan selesai, dan meminta kepada para guru honorer agar bersabar. Bupati juga mengajak mereka untuk sama-sama berdoa, agar keinginan mereka bisa segera menjadi kenyataan.(oet)

BACA JUGA:Tega! Bayi Perempuan Dilahirkan, Dibuang di Sungai Sriganala, Meninggal di RS

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: