Industri Kerupuk Indramayu Terus Menggeliat

Industri Kerupuk Indramayu Terus Menggeliat

Sejumlah pekerja tengah melakukan penjemuran kulit ikan patin, yang merupakan bahan baku kerupuk kulit ikan, di sentra industri kerupuk Blok Dukuh Desa Kenanga Kecematan Sindang Kabupaten Indramayu, 15 Juli 2022. --

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID - Industri kerupuk Indramayu  sudah dikenal sejak dulu, yang berpusat di Blok Dukuh Desa Kenanga Kecamatan Sindang. Industri yang satu ini semakin menggeliat dan terus berkembang. 

 

Seperti yang terlihat Selasa, 29 November 2022, sejumlah pekerja tengah menjemur kerupuk di halaman pabrik kerupuk. Ratusan nampan  (tampah) yang berisi kerupuk, berjajar rapi menanti sinar matahari.

 

Penjemuran kerupuk biasanya dilakukan mulai pukul 8.00 pagi hingga menjelang sore, sekitar pukul 15.00. Namun ketika tiba-tiba hujan, tentunya para pekerja akan sibuk mengangkat jemuran kerupuk tersebut. 

 

Penjemuran kerupuk ini merupakan aktifitas rutin, bagian dari proses produksi kerupuk. Kerupuk yang telah dijemur dan kering, selanjutnya akan dikemas sebelum akhirnya siap dipasarkan. 

 BACA JUGA:Sidak dan Cek Harga Bahan Pangan di Pasar Kemuning Pontianak

Industri kerupuk Indramayu memang terus berkembang. Kalau sebelumnya kita hanya mengenal jenis kerupuk udang dan kerupuk ikan. Saat ini sudah muncul varian kerupuk lainnya. Ada kerupuk jengkol, kerupuk bawang dan yang lainnya.

 

Salah seorang pengusaha kerupuk, H Toyib mengungkapkan,  industri kerupuk di Indramayu memang terus berkembang. Saat ini di Desa Kenanga Blok Dukuh ada puluhan UMKM yang bergerak di bidang industri kerupuk.

 

H Toyib mengaku sudah memulai industri kerupuk sejak tahun 1980, dengan produk kerupuk merk Guci Mas. Kemudian pada tahun 2004 berkembang dan menambah produknya dengan merk Dua Panda.

 

H Toyib menjelaskan,  produksi kerupuk di tempatnya dalam sehari bisa mencapai 1 hingga 2 ton tergantung pesanan. Sementara jenis kerupuk yang diproduksi juga bermacam-macam. Ada kerupuk udang, kerupuk ikan, kerupuk jengkol, kerupuk bawang dan lain-lain. 

 

 

Pria berusia 60 tahun ini menambahkan,  saat ini ada 19 orang pekerja di perusahaan miliknya. Terdiri dari 15 laki-laki dan 4 perempuan. 

 

Menyinggung tentang pemasaran produk kerupuk itu sendiri, H Toyib mengatakan bahwa kerupuk produksinya sudah dijual ke berbagai daerah di Indonesia. 

"Selain di Indramayu, produk kerupuk kami juga sudah dikirim ke berbagai daerah," ungkapnya. 

 

Terkait masalah harga kerupuk itu sendiri, menurutnya itu bervariasi tetgantung jenis kerupuk dan besar kemasan.

 

Di tempat  terpisah, pengusaha lainnya H Murtasim juga mengakui kalau produk kerupuk Indramayu sudah menyebar ke sejumlah daerah. Baik di kota-kota di Pulau Jawa hingga Sumatera.(oet)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: