Liga Baru, Masalah Lama! Kritik Pedas Menghantam Siaran Super League Indonesia

RADARINDRAMAYU.ID - Kick-off kompetisi Super League Indonesia musim 2025/26 yang resmi dimulai pada 8 Agustus 2025 seharusnya menjadi momen yang membangkitkan euforia pecinta sepak bola Tanah Air.

Namun justru diwarnai dengan riuhnya keluhan penonton terkait kualitas siaran televisi yang tayang di layar kaca.

Meski atmosfer di stadion begitu memukau, dengan sorak-sorai suporter dan aksi para pemain yang memanas sejak peluit pertama dibunyikan.

Nyatanya banyak penonton yang merasa pengalaman menonton dari rumah tidak mengalami peningkatan berarti dibanding musim sebelumnya.

BACA JUGA:Mitchell Dijks Resmi Gabung Bali United, Pemain Asal Belanda Ini Akan Bikin Lini Belakang Tertutup Rapat?

Berbagai komentar di media sosial membanjiri lini masa, terutama menyoroti masalah teknis seperti kualitas gambar yang dinilai kurang tajam, desain grafis yang ketinggalan zaman, hingga saturasi warna yang terlalu mencolok dan membuat mata cepat lelah.

Padahal, jauh sebelum musim dimulai, pihak operator liga bersama penyedia layanan siaran telah gencar mempromosikan janji perbaikan signifikan di aspek visual dan teknis produksi, termasuk menghadirkan tayangan setara siaran internasional.

Namun, ekspektasi tinggi dari publik sepertinya belum sepenuhnya terjawab, meninggalkan tanda tanya besar apakah janji peningkatan kualitas itu hanya sebatas kampanye promosi tanpa implementasi nyata.

Kompetisi Super League Indonesia 2025/26 akhirnya resmi bergulir pada 8 Agustus 2025, membawa semangat baru di dunia sepak bola nasional.

BACA JUGA:Kayleigh Van Dooren Resmi Gabung AC Milan! Pemain Keturunan Indonesia Yang Sudah Mengoleksi 12 Trofi!

Ribuan pasang mata tertuju pada laga pembuka yang mempertemukan klub-klub besar di stadion megah, disertai sorak-sorai suporter yang memadati tribun.

Namun, di balik gemuruh euforia di lapangan, percakapan publik justru dipenuhi keluhan soal kualitas siaran televisi yang disajikan kepada penonton di rumah.

Banyak warganet mengungkapkan rasa kecewanya di berbagai platform media sosial.

Kritik yang mencuat bukan hanya pada aspek teknis seperti ketajaman gambar, tetapi juga pada elemen visual yang dianggap tidak mengalami perkembangan berarti dari musim lalu.

Sumber: