Liga Baru, Masalah Lama! Kritik Pedas Menghantam Siaran Super League Indonesia

Liga Baru, Masalah Lama! Kritik Pedas Menghantam Siaran Super League Indonesia

Warganet Kritik Kualitas Siaran Pertandingan Super League Indonesia-liga.id-Radar Indramayu

BACA JUGA:Bukan Cuma di Timnas! Justin Hubner Punya Misi Rahasia di Liga Belanda?

Grafis skor dan statistik pertandingan dinilai monoton, tanpa inovasi desain yang bisa memberikan pengalaman menonton lebih menarik.

Saturasi warna yang terlalu terang menjadi sorotan utama, karena dianggap mengurangi kenyamanan mata, terlebih saat pertandingan berlangsung pada siang hari.

Masalah ini terasa semakin ironis mengingat pihak operator liga dan penyedia siaran sebelumnya telah menjanjikan peningkatan kualitas tayangan.

Janji tersebut meliputi perbaikan pada teknologi kamera, pemilihan angle yang lebih variatif, dan pengaturan warna yang disesuaikan untuk menambah estetika siaran.

BACA JUGA:Ole Romeny Belum Fit 100%, Oxford United Waspadai Laga Perdana Liga 2 Inggris

Namun, hasil di lapangan tampaknya jauh dari harapan.

Banyak penonton mengaku tetap merasa seperti menonton siaran amatir yang terburu-buru diproduksi, bukan tayangan olahraga profesional kelas nasional.

Beberapa pengamat televisi olahraga bahkan menilai bahwa masalah ini bukan hanya soal peralatan atau teknologi, tetapi juga menyangkut kualitas sumber daya manusia di balik layar.

Pengaturan pencahayaan, transisi antar kamera, hingga pemilihan waktu replay sering kali dinilai kurang tepat.

BACA JUGA:Berapa Cicilan Pinjaman KUR BRI Plafon Rp500 Juta Perbulan? Apa Saja Syarat Pengajuannya?

Semua ini membuat pengalaman menonton menjadi kurang maksimal, meskipun pertandingan di lapangan berlangsung seru.

Di sisi lain, ada pula sebagian kecil penonton yang menilai kritik ini terlalu berlebihan, dengan alasan bahwa peningkatan kualitas memang membutuhkan proses dan investasi yang besar.

Meski begitu, mayoritas penonton tetap berharap perbaikan segera dilakukan, terutama mengingat Super League Indonesia kini berambisi menjadi liga terbaik di Asia Tenggara.

Jika kualitas siaran terus tertinggal, bukan tidak mungkin minat penonton televisi akan menurun drastis, dan berimbas pada pendapatan hak siar yang menjadi salah satu sumber utama pembiayaan klub.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait