Terungkap! Segini Modal Buka Waralaba Alfamart yang Bisa Bikin Tajir
Terungkap! Segini Modal Buka Waralaba Alfamart yang Bisa Bikin Tajir-static.promediateknologi.id-Radar Indramayu
BACA JUGA:Gak Perlu Bingung! Begini Cara Mudah Ajukan Pinjaman Non-KUR di BRI dengan Cicilan Super Ringan!
Prosesnya meliputi presentasi, perjanjian kerja sama, hingga pembukaan gerai konversi.
Sementara itu, bagi yang ingin langsung memiliki toko yang sudah berjalan, bisa memilih opsi franchise gerai take over.
Modal yang dibutuhkan berkisar mulai dari Rp800 juta, tergantung lokasi dan performa toko.
Biaya ini sudah mencakup sewa tempat lima tahun, peralatan, sistem kasir, hingga goodwill.
BACA JUGA:Mengejutkan! Bunga KKB BRI Paling Rendah Proses Pengajuan Super Cepat! Cek Tabel Simulasinya!
Dengan membeli toko yang sudah beroperasi, mitra dapat langsung menikmati arus kas dari penjualan tanpa harus menunggu pelanggan datang dari nol.
Selain modal awal, pemilik waralaba Alfamart juga perlu memperhatikan biaya royalti progresif.
Royalti dihitung berdasarkan penjualan bersih per bulan, mulai dari 0% untuk omzet di bawah Rp150 juta, hingga 4% jika penjualan melebihi Rp250 juta.
Artinya, semakin besar omzet, semakin tinggi kontribusi yang diberikan kepada pusat namun sistem ini adil, karena toko yang baru beroperasi tidak langsung terbebani biaya besar.
BACA JUGA:Keluarga Korban Pembunuhan di Paoman Saksikan Rekonstruksi Pembunuhan oleh Pelaku: Sangat Sadis!
Untuk bisa membuka Alfamart, ada beberapa syarat wajib yang harus dipenuhi calon mitra, di antaranya adalah WNI yang memiliki badan usaha (CV, PT, Koperasi, atau Yayasan), memiliki lokasi usaha dengan luas area penjualan minimal 100 m², serta bersedia mengikuti sistem manajemen Alfamart secara penuh.
Selain itu, calon mitra juga harus mengurus izin usaha seperti SIUP, NIB, NPWP, dan STPW sesuai ketentuan daerah masing-masing.
Dengan manajemen profesional, merek yang kuat, dan sistem operasional yang sudah terbukti, waralaba Alfamart menjadi salah satu pilihan bisnis ritel paling stabil di Indonesia.
Meski membutuhkan modal cukup besar di awal, potensi keuntungannya sepadan karena reputasi dan dukungan dari perusahaan induk yang solid.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

