Ramai Wayang Kulit, Bupati Indramayu Dijemput saat Sedang Pijat

Rabu 16-10-2019,11:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

INDRAMAYU-Kediaman orang tua Bupati Indramayu Drs H Supendi MSi di pinggir jalan raya Desa Bongas, Blok Pentil RT 01 RW 01, Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu terpantau sepi, Selasa (15/10). Tak terlihat police line atau penyegelan di rumah bergaya klasik modern yang belum lama direnovasi tersebut. Tidak nampak pula petugas yang berjaga di pintu gerbang yang bagian sampingnya sedikit terbuka. Hanya terlihat satu unit mobil dump truck warna putih dan mobil MPV warna hitam di halaman parkir berlantai batako, tepat di depan pintu utama rumah yang dominan berwarna hijau muda itu. Kondisi ini berbeda dari sehari sebelumnya atau Senin (14/10). Kesibukan di rumah masa kecil Bupati Supendi itu ramai seiring digelarnya acara syukuran panen padi atau adat munjung di halaman kantor Desa Bongas yang lokasinya memang tak jauh, sekitar 50 meter. Keluarga besar orang nomor satu di jajaran Pemkab Indramayu itu memang ikutan sibuk. Sudah menjadi tradisi, setiap adat munjung dihelat, rumah itu dijadikan tempat berkumpulnya sanak saudara, tetangga, maupun tamu yang hendak bersilaturahim.  Terutama dari anak, cucu, mantu yang sengaja berkumpul sekaligus untuk napak tilas sejarah keluarga besar Rasdin Sjarifudin (alm)-Hj Jaenah, orang tua Supendi yang disebut sebagai sesepuh wong Bongas. Sudah menjadi kebiasan pula, Bupati Supendi hadir untuk mudik, bersilaturahmi sekalian nonton bareng (nobar) pementasan wayang kulit semalam suntuk bersama masyarakat setempat. Informasi dihimpun, Bupati Supendi tiba di kediaman orang tuanya selepas salat Isya sekitar pukul 20.30 atau 1,5 jam sebelum pementasan wayang kulit dimulai. Tiba di rumah, kakek 5 cucu itu disambut keluarga dan juga sejumlah elemen masyarakat setempat. Tapi Supendi tak langsung menuju lokasi acara. Dia memilih memanggil tukang pijit langganannya. Orang-orang yang menyambutnya pun kembali ke kantor desa untuk mempersiapkan acara penyambutan. “Pak bupatinya cape, dipijit dulu. Setelah itu rencananya ke lokasi acara nonton bareng wayang kulit. Lakonnya kalau tidak salah Semar Boyong,” ucap Min, salah seorang tokoh masyarakat setempat. Selang beberapa waktu kemudian, tiba-tiba terdengar kabar kediaman orang tua bupati Supendi didatangi oleh orang tidak dikenal yang belakangan diketahui petugas dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Beberapa orang kembali ke rumah itu dan melihat sempat terjadi kegaduhan sebelum akhirnya Supendi beserta beberapa orang diangkut mobil menuju Indramayu. “Terjadi aksi dorong-dorongan, tapi setelah bapak keluar situasi kondusif. Bapak langsung dibawa pakai mobil ke Indramayu. Banyak yang ikut mengawal,” kata dia. Min mengaku saat itu dia dan mayoritas warga lainnya belum mengetahui jika telah terjadi penjemputan paksa oleh petugas KPK. Pementasan wayang kulit pun tetap berlanjut sampai berakhir pukul 02.30 dini hari meski tanpa kehadiran Bupati Supendi. “Warga tahunya Pak Bupati batal hadir karena mendadak ada acara penting di Indramayu. Kita sih maklum, namanya bupati pasti sibuk banget. Besoknya baru geger,” ujarnya. Warga lainnya, Sup, menyebutkan, penjemputan Bupati Supendi dilakukan sekitar 7 orang berpakaian preman. Mereka menggunakan 3 unit mobil yang ternyata diketahui oleh beberapa warga sudah mondar-mandir di sekitar rumah orang tua Bupati Supendi sejak sore hari. “Mungkin mengintai, membaca situasi juga. Di sini kan lagi ramai ada munjung,” katanya. Ia menambahkan, pasca kejadian itu masyarakat Bongas kaget. Warga bahkan tak percaya Bupati Supendi yang selama ini dikenal baik serta jadi panutan masyarakat diamankan petugas KPK. Terlebih informasi yang diterima warga masih simpang siur. “Kami sebagai masyarakat selalu mendoakan bapak Supendi diberikan ketabahan, kesabaran dan dihindarkan dari masalah. Karena kami yakin, bapak bupati orang baik, dermawan dan mencintai daerah serta masyarakatnya. Ini mungkin musibah dan bagian dari risiko jabatan,” tandasnya. (tim)  

Tags :
Kategori :

Terkait