Tujuh pemain naturalisasi itu antara lain : Imanol Machuca, Rodrigo Holgado, Facundo Garces, Gabriel Palmero, Hector Hevel, Jon Irazabal, dan Joao Figueiredo.
Sanksi FIFA termasuk denda serta larangan bermain 12 bulan kepada ketujuh pemain tersebut.
Keputusan itu membuat publik Malaysia marah besar, dan FAM menjadi sasaran kritik keras.
Lebih jauh, peretas juga menyentil Indonesia dalam aksinya.
BACA JUGA:Begini Cara Dapat Saldo DANA Gratis Rp150 Ribu Lewat Fitur DANA Kaget, Cuma Modal HP dan Internet!
“Kenapa bawa-bawa Indonesia? FIFA hukum FAM, bukan PSSI!” bunyi pesan provokatif yang muncul di hasil pencarian Google saat mengakses laman FAM.
FAM Mengaku Ada Kesalahan Teknis
Federasi sebelumnya mengakui adanya “kesalahan teknis” dalam administrasi pemain, namun menegaskan seluruh pemain naturalisasi adalah warga negara Malaysia yang sah.
Meski begitu, publik menilai alasan itu tidak cukup untuk menutupi pelanggaran.
BACA JUGA:Aplikasi Penghasil Saldo Dana 2025 Ini Bisa Cairkan Rp321.233 Cuma dengan Main Game Seru
Kini, FAM sedang menyiapkan banding atas putusan FIFA, sementara peretasan yang berulang menjadi pukulan baru bagi dunia sepak bola Malaysia.
Di tengah upaya membela diri, federasi justru harus menghadapi krisis kepercayaan publik serta ancaman keamanan digital yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Insiden ini menjadi pengingat keras bahwa masalah administrasi dan transparansi dalam sepak bola tidak hanya berakhir di lapangan, melainkan bisa melebar hingga ke dunia siber dengan dampak besar bagi reputasi nasional.