Meski pengerjaan dijadwalkan dimulai awal Oktober 2025, langkah tersebut dinilai belum cukup untuk mengatasi akar permasalahan.
Lebih lanjut, Supriyanto menyampaikan kekecewaannya terhadap rencana relokasi warga melalui pembangunan 900 unit rumah oleh Pemkab Indramayu.
"Masalahnya bukan rumah yang kami tempati, tapi air yang terus meluap. Relokasi bukan solusi utama. Justru pembangunan tanggul lebih efisien dan tepat sasaran,” katanya.
BACA JUGA:Sembilan Tahun XMAX Hadir di Indonesia, Motor Impian yang Jadi Simbol Gaya Hidup
Ia memperkirakan anggaran relokasi yang mencapai Rp90 miliar bisa dialihkan untuk membangun tanggul yang lebih efektif mencegah rob.
“Kami tidak menolak bantuan rumah. Tapi jika itu dianggap sebagai solusi banjir, itu kekeliruan. Kami ingin airnya ditangani, bukan sekadar dipindahkan,” imbuhnya.
Melalui surat terbuka ini, warga Eretan Wetan berharap pemerintah pusat dan daerah dapat memberikan perhatian serius agar generasi muda di desa tersebut tidak terus tumbuh dalam kondisi yang membahayakan kesehatan dan keselamatan.