
RADARINDRAMAYU.ID – Pemerintah Kabupaten Indramayu menegaskan keseriusannya dalam menyukseskan agenda strategis nasional di sektor lingkungan hidup, khususnya dalam mengurangi volume sampah dan menekan polusi udara akibat emisi gas buang.
Penegasan tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Indramayu, Lucky Hakim, saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, di Indramayu, Jumat, 13 Juni 2025.
Menurut Bupati Lucky, Pemkab Indramayu telah menempuh berbagai upaya nyata, mulai dari kampanye pemilahan sampah dari sumbernya di tingkat rumah tangga, hingga penguatan peran Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R).
Langkah ini dinilai efektif dalam mengurangi beban sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Tak hanya itu, Lucky juga menyampaikan bahwa pihaknya tengah mendorong penerapan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF), yaitu pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.
“Kami gencar mengingatkan warga agar tidak membakar sampah secara sembarangan. Asap dari pembakaran terbuka merupakan salah satu penyumbang utama pencemaran udara,” ujarnya.
Lebih jauh, Bupati Lucky menegaskan kesiapan Pemkab Indramayu dalam mendukung dan menjalankan program-program prioritas pemerintah pusat, termasuk yang tercantum dalam visi besar Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
“Meski fokus utama kami adalah memperkuat sektor ketahanan pangan, namun aspek pelestarian lingkungan hidup tetap kami kedepankan. Kedua hal ini harus berjalan seimbang,” tegasnya.
Sebagai bagian dari upaya memperbaiki kualitas udara, Pemkab Indramayu juga tengah merancang pelaksanaan Car Free Day (CFD) secara berkala di pusat kota.
Kegiatan ini diharapkan dapat menekan polusi, mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor, dan menumbuhkan budaya hidup sehat serta pemanfaatan transportasi yang lebih ramah lingkungan.
Di sisi lain, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan kekhawatiran terhadap penurunan kualitas udara di berbagai daerah, termasuk ibu kota, yang mayoritas dipicu oleh emisi kendaraan, aktivitas industri, dan pembakaran sampah liar.
“Dari data kami, sektor industri berkontribusi signifikan dengan sekitar 4.000 cerobong asap aktif di kawasan industri yang harus kami pantau. Selain itu, pembakaran sampah secara ilegal menyumbang sekitar 14% terhadap pencemaran udara, sementara aktivitas konstruksi menyumbang 13%,” tutur Hanif saat mengunjungi Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) di Kelurahan Margadadi Kecamatan/Kabupaten Indramayu.
Sebagai langkah antisipatif, Kementerian Lingkungan Hidup mendorong perusahaan energi seperti Pertamina, untuk memproduksi bahan bakar rendah sulfur yang lebih bersih dan ramah lingkungan.