RADARINDRAMAYU.ID - Bagi banyak pelaku UMKM di Indonesia, tantangan terbesar bukan terletak pada kemampuan memproduksi barang atau menjual jasa, melainkan pada bagaimana mereka bisa mengakses modal dengan syarat yang ringan.
Tak sedikit dari mereka yang masih bergantung pada pinjaman informal, padahal pemerintah sebenarnya telah menyediakan jalur pembiayaan yang lebih aman dan legal.
Salah satu upaya konkret yang bisa dimanfaatkan masyarakat adalah program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.
Program ini ditujukan untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang ingin menambah modal tanpa dibebani bunga tinggi.
BACA JUGA:Bukan Karena Uang! Ciro Alves Bongkar Alasan Mengejutkan Tinggalkan Persib, Karena Hal Ini!
BACA JUGA:Menjelang Iduladha, Stok Sapi Kurban di Indramayu Belum Mencukupi Kebutuhan
Dengan suku bunga tahunan hanya 3% hingga 6%, KUR BRI hadir sebagai bentuk nyata dukungan negara terhadap pertumbuhan sektor riil dari akar rumput.
Sebagai bank milik negara dan bagian dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), BRI telah menjadi penyalur utama program KUR di berbagai wilayah Indonesia.
Proses pengajuan pinjaman cukup sederhana dan tidak mensyaratkan jaminan untuk nominal tertentu, membuatnya bisa diakses oleh lebih banyak kalangan, termasuk mereka yang baru mulai merintis usaha kecil-kecilan.
Tidak hanya membantu kebutuhan modal harian, KUR juga memberikan keleluasaan tenor cicilan hingga lima tahun, sehingga sangat cocok bagi usaha yang butuh waktu untuk berkembang.
Bagi pelaku usaha yang ingin meminjam mulai dari satu juta hingga puluhan juta rupiah, tersedia rincian angsuran yang bisa disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Update Rincian Tabel KUR BRI 2025
Berikut skema cicilan KUR BRI berdasarkan jumlah plafon dan tenor pinjaman: