
"Shafira belajar dari banyak kekalahan sebelumnya. Di Mongolia, dia datang bukan sebagai unggulan, tapi mental juaranya berbicara," ujar sang pelatih.
Kabar ini juga langsung mendapat perhatian dari para pecatur senior Tanah Air dan pengurus Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi).
Mereka menilai Shafira sebagai aset masa depan yang layak mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat pecinta catur.
Dengan tiket ke Piala Dunia di tangan, Shafira kini memasuki fase persiapan lanjutan.
Ia akan menghadapi pecatur kelas dunia dengan jam terbang jauh lebih tinggi, namun semangat dan mental juara yang sudah ditunjukkannya menjadi modal kuat menghadapi tantangan ke depan.
Catur Indonesia kini punya harapan baru. Dari Sleman untuk dunia, Shafira Devi Harfesa telah membuktikan bahwa mimpi bisa dicapai lebih cepat dari yang dibayangkan asalkan bisa tekun, disiplin, dan percaya diri.