
Proyek ambisius ini mendapatkan restu langsung dari presiden yang juga berperan sebagai juri dalam sayembara maket desain.
Lokasi masjid yang berdekatan dengan Gereja Katedral menyiratkan pesan kerukunan antarumat beragama secara nyata.
Penempatan strategis ini mengajak masyarakat untuk hidup berdampingan dengan harmonis di era kemerdekaan.
Setiap detil bangunan seolah mengajak pengunjung untuk merayakan nilai toleransi dan kebersamaan yang menyatu dalam keberagaman.
BACA JUGA:Bukber IPHI Indramayu, Momen Sosialisasi Haji Furoda dan Kebijakan Umrah-Haji Terkini
Inspirasi kemerdekaan dan kebersamaan hadir di setiap sudut sebagai bukti nyata persatuan.
Arsitek yang merancang Masjid Istiqlal adalah Friedrich Silaban, seorang Kristen Protestan dari Sumatera Utara dengan visi artistik tinggi.
Desain inovatifnya berhasil memenangkan sayembara pada tahun 1955 dengan keindahan yang tak terlupakan.
Pembangunan masjid ini memakan waktu 17 tahun karena kondisi politik yang menantang dan penuh liku.
Pada awal proses, Presiden Soekarno secara simbolis memasang tiang pancang pertama sebagai wujud harapan bangsa.
Setelah situasi membaik, Menteri Agama melanjutkan proyek besar ini dengan semangat kemerdekaan yang terus menyala.
Setiap tahap pembangunan mengandung nilai perjuangan dan pengorbanan yang membentuk identitas kemerdekaan bangsa.
Inovasi arsitektur dan detil konstruksi menciptakan suasana inspiratif bagi setiap pengunjung.
BACA JUGA:Erick Thohir Puas dengan Skuad Sementara Pilihan Patrick Kluivert: Isinya Pemain-pemain Terbaik
Di dalam masjid terdapat bedug raksasa yang memiliki panjang tiga meter dengan diameter mengesankan di kedua ujungnya.