Memahami Perbedaan Naturalisasi, Pemain Diaspora, dan Pemain Keturunan di Sepak Bola Indonesia

Senin 20-01-2025,15:32 WIB
Reporter : Sulthan Al muzakky
Editor : Sulthan Al muzakky

RADARINDRAMAYU.ID - Dalam beberapa tahun terakhir, sepak bola Indonesia semakin gencar memanfaatkan potensi pemain berdarah asing untuk memperkuat Timnas Indonesia.

Istilah seperti naturalisasi, pemain keturunan, dan pemain diaspora kerap mewarnai diskusi para penggemar sepak bola.

Namun, banyak yang masih bingung membedakan ketiga kategori tersebut, yang sebenarnya memiliki pengertian dan proses berbeda.

Secara umum, naturalisasi adalah proses hukum di mana seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara.

BACA JUGA:Jordy Tutuarima Bicara Peluang Bela Timnas Indonesia: Ingin Fokus dan Bekerja Keras Persis Solo!

Dalam sepak bola, naturalisasi biasanya melibatkan pemain asing yang memenuhi syarat tertentu untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Proses ini membutuhkan persetujuan pemerintah, FIFA, dan federasi sepak bola nasional. Tujuan naturalisasi adalah memanfaatkan pengalaman serta kualitas pemain untuk memberikan dampak langsung bagi Timnas.

Di sisi lain, diaspora merujuk pada warga suatu negara yang tinggal atau berkarier di negara lain. Tidak semua pemain diaspora memerlukan proses naturalisasi.

Sebagai contoh, Marselino Ferdinan adalah pemain diaspora murni yang merupakan WNI sejak lahir, tanpa pernah melalui proses naturalisasi. Hal serupa berlaku untuk Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan.

BACA JUGA:Mitchel Bakker Masih Abu-Abu untuk Jalani Naturalisasi, Sedangkan Ole Romeny dan Jairo Riedewald Tengah Proses

Ada pula contoh pemain yang sekaligus termasuk kategori naturalisasi dan diaspora, seperti Thom Haye, Jay Idzes, dan Ragnar Oratmangoen.

Mereka memiliki darah Indonesia dan berkarier di Eropa, tetapi memerlukan proses naturalisasi karena sebelumnya memegang kewarganegaraan asing.

Sebaliknya, beberapa pemain hanya termasuk dalam kategori naturalisasi, bukan diaspora. Contohnya adalah Marc Klok, Ilija Spasojevic, dan Stefano Lilipaly, yang bermain di Liga 1 Indonesia dan tidak bermain di luar negeri sebagai sebutan pemain diaspora.

Pemain keturunan juga sering disamakan dengan pemain naturalisasi, meski sebenarnya tidak selalu demikian. Elkan Baggott, misalnya, memiliki darah Indonesia dan memegang paspor ganda.

BACA JUGA:Calvin Verdonk dan Eliano Reijnders Cerita Pengalaman Menarik Soal Fans Indonesia, 'Saya Seperti Bintang Pop'

Kategori :