RADARINDRAMAYU.ID - Timnas Maroko mencatatkan sejarah baru di Piala Dunia 2022 dengan berhasil melaju hingga babak perempat final, pencapaian yang belum pernah diraih sebelumnya.
Kejutan besar ini dimulai saat Maroko keluar sebagai juara Grup F, mengungguli tim-tim kuat seperti Belgia, Kroasia, dan Kanada.
Momentum terus berlanjut ketika Maroko menyingkirkan Spanyol melalui drama adu penalti di babak 16 besar, setelah bermain imbang tanpa gol selama 120 menit.
Sebelum edisi 2022, prestasi terbaik Maroko di panggung dunia adalah mencapai babak 16 besar pada tahun 1986. Keberhasilan generasi emas baru ini pun menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia.
BACA JUGA:Jordy Tutuarima Bicara Peluang Bela Timnas Indonesia: Ingin Fokus dan Bekerja Keras Persis Solo!
Selain mampu mengalahkan tim-tim unggulan, kisah sukses Maroko tidak lepas dari peran besar para pemain keturunan yang memilih untuk kembali membela tanah leluhurnya di pentas internasional.
Fakta menarik, dari 26 pemain yang dibawa Maroko ke Qatar, 14 di antaranya adalah pemain keturunan yang lahir atau besar di luar negeri.
Contohnya adalah Hakim Ziyech, bintang Chelsea yang sebelumnya sempat membela tim muda Belanda sebelum memilih memperkuat Maroko.
Nama-nama lain seperti Noussair Mazraoui yang lahir di Belanda, Roman Saiss yang lahir di Prancis, serta Achraf Hakimi yang lahir di Spanyol juga menjadi pilar penting tim. Bahkan, kiper pahlawan Maroko saat melawan Spanyol, Yassine Bounou, lahir di Kanada.
BACA JUGA:Perjalanan Karier Quentin Jakoba: Pelatih Fisik Baru Timnas Indonesia yang Direkrut Patrick Kluivert
Tidak hanya para pemain, pelatih Walid Regragui juga lahir di Prancis sebelum kembali ke Maroko untuk mengabdikan diri sebagai pelatih kepala.
Fakta ini menegaskan bahwa identitas nasional dalam sepak bola dapat diperluas melalui keturunan, tanpa mengurangi semangat dan kontribusi mereka di lapangan.
Langkah Maroko mengandalkan pemain diaspora bukanlah hal baru. Pada Piala Dunia 2018, mereka membawa 17 pemain keturunan dari total 23 pemain yang ikut berlaga di Rusia.
Kebijakan ini terbukti membuahkan hasil positif, dengan menggabungkan pengalaman bermain di Eropa dan pembinaan usia dini di dalam negeri.
BACA JUGA:Profil Mitchel Bakker, Pemain Eropa yang Sedang Dibidik PSSI untuk Bela Timnas Indonesia!