RADARINDRAMAYU.ID - Media sosial baru-baru ini diramaikan dengan video viral yang menampilkan fenomena tak biasa. Sebuah benda putih yang menyerupai awan Kinton, awan Kinton merupakan awan yang muncul dalam animasi Jepang yaitu Dragon Ball.
Terlihat mengambang di langit sebelum perlahan turun ke tanah di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.
Kejadian tersebut direkam oleh sejumlah pekerja tambang di kawasan Muara Tuhup dan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform, termasuk Instagram.
Dalam video berdurasi lebih dari satu menit itu, tampak benda putih melayang dengan kondisi utuh sebelum akhirnya menyentuh tanah.
BACA JUGA:Sumardji Tanggapi Rumor Naturalisasi Mauro Zijlstra untuk Bergabung dengan Timnas Indonesia
Beberapa orang berseragam "Adaro Energy" terlihat menyaksikan benda tersebut dari jarak dekat. Tidak heran jika banyak netizen berspekulasi dan mengaitkan fenomena tersebut dengan hal-hal di luar nalar.
Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan ilmiah mengenai fenomena tersebut.
BMKG memastikan bahwa benda putih tersebut bukanlah awan alami yang jatuh ke permukaan tanah, melainkan kemungkinan besar adalah gumpalan uap atau gas yang terkondensasi akibat aktivitas manusia khususnya di kawasan pertambangan.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyatakan bahwa secara ilmiah, awan tidak mungkin jatuh ke Bumi sebagai gumpalan padat.
BACA JUGA:Frugal Living, Ajakan Warganet Boikot Kenaikan PPN 12 Persen, Seperti Apa Aplikasinya?
"Awan tidak pernah jatuh ke Bumi sebagai gumpalan padat karena partikelnya sangat kecil dan ringan, tersebar dengan kerapatan rendah, dan didukung oleh arus udara. Gaya angkat atmosfer menjaga partikel tersebut tetap tersuspensi di udara," jelas Andri dalam keterangannya di Jakarta pada Sabtu (16/11/2024).
Penjelasan serupa juga disampaikan oleh Ida, salah satu perwakilan BMKG yang dihubungi oleh Kompas.com.
Menurut Ida, benda putih tersebut diduga kuat merupakan hasil kondensasi uap air atau gas yang dipicu oleh aktivitas manusia di wilayah tambang.
Fenomena ini, lanjutnya, sering terjadi di area dengan kondisi atmosfer tertentu yang mendukung proses kondensasi semacam ini.
BACA JUGA:Cabup Lucky Hakim Imbau Kuwu Tidak Usah Ikut Kampanye Pilkada