Edelweis Jawa: Keindahan dan Ketahanan Tumbuhan Khas Gunung Ciremai, Bunga Abadi yang Dilindungi

Jumat 15-11-2024,21:51 WIB
Reporter : Sulthan Al muzakky
Editor : Sulthan Al muzakky

RADARINDRAMAYU.ID - Edelweis Jawa, atau yang sering dikenal sebagai bunga abadi, adalah tumbuhan khas ekosistem sub-alpin yang tumbuh di ketinggian pegunungan, khususnya di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Bunga ini begitu istimewa, tidak hanya karena keindahannya, tetapi juga perannya yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di ketinggian.

Sebagai jenis bunga endemik dari zona alpine atau montana, edelweis dapat ditemukan di beberapa pegunungan tinggi Indonesia, termasuk di Jawa Barat.

Namun, keberadaan bunga ini di Taman Nasional Gunung Ciremai memiliki nilai lebih karena menjadi bagian dari vegetasi sub-alpin yang berkontribusi penting dalam membentuk lanskap pegunungan yang khas di wilayah tersebut.

BACA JUGA:Tanggapan Kaoru Mitoma Soal Laga Lawan Indonesia yang Ditonton 70 Ribu Suporter Garuda: 'Bikin Panas'

Edelweis memiliki keunikan tersendiri dalam hal ketahanan hidup. Bunga ini mampu tumbuh dan berkembang di daerah dengan tanah vulkanik yang baru terbentuk, kurang subur, serta tandus.

Keindahannya yang khas mampu bertahan dalam waktu lama, sehingga banyak yang menyebutnya dengan julukan bunga abadi.

Edelweis berasal dari famili Asteraceae dan memiliki peran sebagai tumbuhan yang membantu proses suksesi alami pada tanah vulkanik muda.

Dengan kemampuan beradaptasi pada tanah yang miskin nutrisi, edelweis menjadi pelopor dalam pemulihan ekosistem di kawasan yang sulit ditumbuhi tanaman lainnya.

BACA JUGA:Pengamat Sepak Bola Ungkap Timnas Indonesia Bisa Unggul Lawan Jepang, Cukup 1 Gol dan Ini yang Terjadi!

Di Taman Nasional Gunung Ciremai, terdapat tiga spesies utama edelweis, yaitu Anaphalis javanica, Anaphalis longifolia, dan Anaphalis viscida.

Baru-baru ini, penemuan spesies lain yang sangat langka di wilayah ini menjadi sorotan, yaitu Anaphalis maxima.

Spesies ini hanya ditemukan di Pulau Jawa, tepatnya di kawasan Batu Pangsujudan yang berada pada ketinggian sekitar 2.500 meter di atas permukaan laut, termasuk dalam wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Majalengka.

Penemuan ini menambah kekayaan biodiversitas yang ada di Gunung Ciremai sekaligus memperkaya jenis flora endemik di Indonesia.

BACA JUGA:Persiapan Ibadah Haji 2025, KBH Mulai Lakukan Bimbingan Haji kepada Calon Haji 

Kategori :