Gunung Ciremai yang berada di Jawa Barat adalah gunung tertinggi di provinsi ini, mencapai ketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut.
Dengan puncaknya yang berbentuk kerucut, gunung ini mendominasi lanskap sisi utara wilayah tersebut. TNGC sendiri mencakup wilayah yang berada di ketinggian lebih dari 2.400 meter di atas permukaan laut, yang merupakan habitat alami bagi ekosistem sub-alpin.
Di sinilah edelweis tumbuh subur di antara batu-batuan dan lereng-lereng curam. Bagi para pendaki, edelweis Jawa adalah simbol keindahan alam yang tak ternilai, sekaligus menjadi tanda pencapaian dalam perjalanan mereka menuju puncak.
Tumbuhan edelweis di kawasan TNGC juga menjadi saksi kekuatan alam untuk memulihkan diri. Ketika terjadi gangguan atau kerusakan lingkungan, bunga edelweis mampu pulih melalui proses suksesi alami.
BACA JUGA:DKPP Indramayu Ajak Petani Segera Laksanakan Olah Tanah dan Tanam
Hal ini menjadikannya sebagai salah satu spesies tumbuhan yang tangguh dan memiliki peran penting dalam stabilitas ekosistem di kawasan sub-alpin.
Mengingat keberadaannya yang terancam oleh aktivitas manusia dan alam, edelweis Jawa masuk dalam kategori tumbuhan yang dilindungi di Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018, bunga ini termasuk dalam daftar jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.
Keindahan Edelweis Jawa di Taman Nasional Gunung Ciremai bukan hanya sekadar keindahan yang memanjakan mata, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian alam.
Bunga ini adalah simbol ketahanan alam yang patut dijaga dan dihargai. Keberadaannya yang semakin langka mengharuskan kita semua untuk turut serta dalam menjaga dan melindungi keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia, terutama di kawasan-kawasan konservasi seperti TNGC.
Dengan demikian, generasi mendatang pun masih dapat menikmati keindahan bunga abadi yang penuh makna ini.