INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID– Keseriusan pemerintah melalui Kementrian Pertanian RI dalam mengembangkan klaster padi organik di Kabupaten Indramayu terus ditunjukan dengan mulai munculnya klaster-klaster petani ramah lingkungan di Kabupaten Indramayu.
Sebelumnya telah melakukan panen raya padi organik di Kecamatan Widasari dan Kecamatan Tukdana, kali ini panen raya padi organik di lakukan di Desa Jatisawit Lor, Kecamatan Jatibarang binaan Gapoktan Sri Makmur yang membuat demplot pupuk organik di wilayah Kecamatan Jatibarang seluas 103 hektera yang tersebar di beberapa titik.
Kepala Badan Standarisasi Intrumen Pertanian (BSIP) Jawa Barat Dr Rustan Massinai STP MSc mengatakan panen raya klater padi organik di Kecamatan Jatibarang dengan pupuk organik yang sudah teruji tingkat keberhasilannya dalam meningkatkan produktivitas padi.
"Beberapa waktu lalu, kita mampu menciptakan 13 ton per hektare, itu tentu tidak membuat berhenti sampai disitu kota akan melanjutkan program ini, itentifikasi pertanian yang di cetuskan Pak Menteri Pertanian RI, dan kita akan kawal terus," katanya.
BACA JUGA:Auto Salting! Rizky Ridho Beri Balasan Usai Dipuji Mirip Jay Idzes 'Saya Lokal Dia Internasional'
BSIP Jawa Barat, lanjut Rustan akan mengawal petani klaster padi organik mulai dari penggunaan benih unggul, penggunaan pupuk yang tepat sasaran, termasuk bagaimana pasokan kebutuhan air yang mencukupi untuk menunjang peningkatan hasil produktivitas tanaman padi.
Sehingga dengan adanya program 1.000 hektare lahan padi organik di Kabupaten Indramayu yang dibina Gapoktan Sri Makmur dapat mensejahterahkan petani dan program Presiden RI Prabowo Subianto dalam waktu 4 sampai 5 tahun Indonesia bisa swasembada pangan.
"Tentu itu semua bisa terwujud dengan bantuan dari stakeholder di Kabupaten Indramayu, dan teman-teman dari Forum Kebangsaan Nusantara (FKN), kita bisa buktikan dengan penggunaan pupuk organik yang kita rekomendasikan hasilnya bisa naik antara 2 sampai 3 ton perhektarenya," paparnya.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Sri Makmur Ayi Sumarna SP mengatakan panen raya organik yang dilaksanakan merupakan salah dukungan dalam menyukseskan program Kementrian Pertanian di Kabupaten Indramayu yang telah menjadikan Kabupaten Indramayu sebagai salah satu daerah pengembangan pertanian klaster organik seluas 2.000 Hektare.
BACA JUGA:Ratusan Warga Limbangan Antusias Sambut Program Dokling
"Dibagi beberapa orang ya, 1.000 Hektare itu, di Kecamatan Widasari, untuk Gapoktan Sri Makmur di Musim Tanam Gaduh telah mengelolah 103 Hektare lahan dengan menggunakan pupuk organik, hasilnya rata-rata 8 ton perhektare biasanya 6–7 ton inikan meningkat," paparnya.
Dalam menyukseskan program 1.000 hektare lahan padi organik Gapoktan Sri Makmur pun di musim tanam rendeng akan menambah luasan lahan seluas 500 hektare, sehingga dipastikan di musim tanam rendeng di Kecanatan Jatibarang terdapat 603 lahan padi dengan menggunakan pupuk organik.
"Penggunaan pupuk akan kita pantau, pupuk juga disiapkan dan paling penting pemasarannya juga ada, sehingga petani yang bergabung bersama Gapoktan Sri Makmur gabah hasil panen akan dibeli dengan harga yang bagus, karena kami sudah punya pangsa pasar sendiri," tandasnya.
Turut hadir pada acara tersebut Perwakilan dari Kementrian Pertanian, Atase Perdagangan dari Timor Leste, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, BJB, BRI Kanca Jatibarang, dan para petani klaster padi organik di Kabupaten Indramayu. (oni)
BACA JUGA:Kevin Diks Blak-Blakan Puji Kemampuan Rizky Ridho 'Harus Coba Bermain di Luar Negeri'