Mungkin Dikira Klub, Anggota DPR RI Lita Machfud Arifin Tanya Biaya Transfer Kevin Diks ke Timnas Indonesia

Kamis 07-11-2024,10:38 WIB
Reporter : Iman Sudarman
Editor : Yuda Sanjaya

RADARINDRAMAYU.ID - Rapat Kerja DPR RI dengan Kementerian Pemuda Olahraga (Kemenpora) membahas rencana naturalisasi Kevin Diks dan 2 pemain Timnas Indonesia wanita, kembali menjadi sorotan.

Beberapa pertanyaan anggota DPR RI, dinilai tidak relevan dan menjadi sorotan dari suporter Timnas Indonesia.

Bahkan banyak warganet menilai, anggota DPR RI di Komisi X tidak paham membedakan antara pemain di klub dan tim nasional.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah Lita Machfud Arifin, Anggota Fraksi Partai Nasdem.

BACA JUGA:Dewa:  Paslon 02 Wong Sobud, Kantong Suara Dewa Kompak 80 Persen untuk Nina - Tobroni

BACA JUGA:Disamakan Macam Cristiano Ronaldo, Kevin Diks Punya Akurasi Penalti 100 Persen Gol, STY Auto Tidur Nyenyak!

"Kami sudah berdiskusi di grup fraksi dan prinsipnya setuju, selama semua prosedur diikuti, dijalankan dan sesuai aturan agar tidak ada masalah di kemudian hari," kata Lita, dikutip radarindramayu.id dari siaran langsung Parlemen Tv, Kamis, 7, November 2024.

Dia mengaku mendapatkan titipan pertanyaan dari fraksi mengenai biaya transfer yang dikeluarkan untuk membawa para pemain keturunan tersebut.

"Apakah ada biaya transfer dari klub kepada PSSI, anggarannya diambil dari APBN Kemenpora atau dari sponsor yang didapatkan secara private?" tanya Lita.

Pertanyaan tersebut kemudian dijawab oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Yunus Nusi.

BACA JUGA:Blak-blakan Yeom Ki-hun Bilang Kualitas Striker Lokal Memprihatinkan di Liga 1: 'Kenapa Banyak Pemain Asing'

BACA JUGA:STY Senang! Mees Hilgers Pulih Dari Cedera, Pertahanan Timnas Indonesia Kokoh Semakin PD di Round 3?

Dia menegaskan, tidak ada sepeser pun uang yang dikeluarkan dari PSSI maupun negara untuk biaya transfer para pemain keturunan tersebut.

Sebab, mereka datang dan besedia menjalani naturalisasi menjadi WNI karena keinginan yang kuat untuk membela tanah leluhur mereka.

"Kami tidak pernah membayar atau memberikan nilai kepada mereka," kata Yunus Nusi, merespons pertanyaan tersebut.

Kategori :