Sepanjang karirnya, Massimo pernah dipinjamkan ke Swindon Town dan menjadi pemain permanen di klub itu.
BACA JUGA:Daebak! Pengusaha Asal Korea Selatan Borong 1500 Tiket untuk Dukung Timnas Indonesia Lawan Jepang
Lantas bermain di Middlesbrough dan kini kembali ke Liga Inggris setelah dipinang oleh Ipswich Town.
Rekan satu tim Elkan Baggott tersebut, pernah memiliki harga pasar tertinggi yakni Rp 86,91 miliar pada 2019.
Baru-baru ini, Erick Thohir mengungkap penyesalan gagal merekrut gelandang yang kini bermain di Timnas Australia tersebut.
"Dulu saya pernah ngintip waktu di Inter Milan pemain bapaknya Italia, ibunya Bali," kata Erick Thohir.
BACA JUGA:Keren! Upaya Pelestarian 'Tembang Dolanan Bocah Dermayu' Terus Digalakkan Sejumlah Pihak
Gelandang tengah tersebut kemudian menjalani naturalisasi dan bermain di Timnas Australia.
Bahkan Massimo Luongo masih memegang status dua kewarganegaraan yakni Australia dan Italia.
Karenanya, Erick Thohir menyesali lantaran bakat tersebut tidak sempat dimanfaatkan untuk Timnas Indonesia.
"Massimo Luongo kalau nggak salah lahirnya di Bali (sebenarnya Australia, red). Tapi pindah ke Australia," tuturnya.
BACA JUGA:Revitalisasi Tembang Dolanan Bocah Dermayu Berjalan Lancar di Museum Bandar Cimanuk
BACA JUGA:Gelandang AC Milan Tijjani Reijnders Bangga Melihat Adiknya, Eliano Reijnders Bela Timnas Indonesia
Ketika dipantau, Massimo Luongo masih pemain muda di bawah usia 20 tahun. Sebab itu, tentunya punya prospek bagus bila membela Timnas Indonesia.