Tujuannya adalah menyelidiki fenomena serangan tikus yang tiba-tiba terjadi di permukiman warga.
BACA JUGA:Media Vietnam Ejek Timnas Indonesia Soal Target di ASEAN Cup 2024
BACA JUGA:Lucky Hakim Serap Aspirasi Masyarakat Desa Sidodadi, Sempat Terharu Antusiasme Masyarakat
"Mungkin karena faktor cuaca. Ada 2 hari hujan di sini, lubang-lubang tikus terendam jadi mereka naik ke permukaan," katanya.
Dugaan tersebut mencuat lantaran di lahan pertanian sekitar lokasi tidak ada kerusakan.
Hal tersebut tidak wajar, karena bila muncul tikus dengan jumlah banyak biasanya terjadi kerusakan pada areal persawahan.
"Dari penelusuran petugas kami, kemungkinan itu faktor hujan. Kemarin kan hujan terus," tandasnya.
BACA JUGA:ASIH Janji Wujudkan Jawa Barat Ramah Disabilitas
BACA JUGA:Peduli Lingkungan, Bambang Hermanto Bersama Relawan Bersihkan Pasar Sukra
Kendati sudah ada dugaan awal, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTH) Jawa Barat dan Kementerian Pertanian (Kementan).
Sebab, hal ini menjadi fenomena tersendiri karena ada serangan dari hewan pengerat ke permukiman manusia.
Sebagai tindakan awal, DPKP mengimbau kepada petani untuk melakukan gotong royong. Misalnya dengan menutup lubang tikus.
Dengan penutupan tersebut, diharapkan tidak ada dugaan yang terlalu spekulatif terjadap kejadian itu.
BACA JUGA:Ahmad Syaikhu Komitmen Optimalkan Potensi Desa untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
BACA JUGA:Calon Gubernur Jabar Ahmad Syaikhu Gelar Diskusi dengan Tokoh Pemuda dan Mahasiswa Sumedang
"Kami minta ke petani nanti dengan petugas kita, kalau ada lubang tikus kita matikan. Jangan sampai ada dugaan aneh-aneh dengan kejadian ini," bebernya.