Melihat perkembangan Al-Zaytun saat ini, lanjutnya, akan semakin kuat perekonomiannya jika ada sejumlah syekh lainnya seperti Panji Gumilang. “Indonesia akan maju pesat jika pemikirannya seperti Syekh Panji Gumilang. Di usia yang ke-25 tahun, Ponpes Al-Zaytun mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dalam dunia pendidikan,” pujinya.
Sementara itu, Syekh Panji Gumilang mengaku lega. Karena, apa yang diingkan bisa terwujud. Dua kapal ini bisa terwujud selama dua tahun jalan, sejak tahun 2022 hingga 2024. Ia menegaskan pentingnya sektor kelautan dan perikanan dalam upaya menciptakan ketahanan pangan nasional.
Untuk diketahui, Kapal LKM K-01 Gunung Surowiti, dengan ciri khas tiga warna-dominan merah, putih, dan biru-merupakan kapal tradisional modern yang terbuat dari kayu dan dilapisi fiber.
Kapal ini dilengkapi dengan mesin scania yang andal, dan dirancang untuk mendukung aktivitas penangkapan ikan tuna sirip kuning yang akan dipasok dari Papua untuk memenuhi kebutuhan pangan santri Al-Zaytun.
Nama Gunung Surowiti diambil dari sebuah bukit di Desa Surowiti, Gresik, daerah asal Panji Gumilang, sebagai simbol penghormatan terhadap tanah kelahirannya.
Selain untuk memenuhi kebutuhan internal ma'had, kapal ini juga diharapkan dapat berperan dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia, termasuk mengamankan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dari ancaman pencurian ikan oleh kapal asing. (adv)