RADARINDRAMAYU.ID - Mahasiswa IPB University mengadakan penyuluhan tentang hama tikus di Desa Bunder, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Kamis, 1 Agustus 2024.
Acara ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata -Tematik (KKN-T) Inovasi, dan menghadirkan pakar IPB University, Prof. Ir. Swastiko Priyambodo, M.Si.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi kepada petani tentang cara mengurangi hama tikus selama musim tanam dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dalam menangani masalah tersebut.
Acaranya diskusi antara petani dan Prof. Ir. Swastiko Priyambodo, M.Si., mengenai hama tikus yang telah menjadi masalah utama selama tiga tahun terakhir di Desa Bunder.
Permasalahan ini disampaikan oleh beberapa petani setempat.
BACA JUGA:Mahasiswa UINSSC dan IPEBA Lakukan Sosialisasi Pendidikan Karakter dan Donor Darah
“Permasalahan hama tikus sudah sangat parah sejak tiga tahun terakhir. Beberapa kali kami mengalami gagal tanam di sawah Bunder ini. Berbagai cara telah dilakukan untuk membasmi hama tikus, tetapi jumlah tikus tetap banyak,” ungkap Rian, ketua kelompok tani Desa Bunder.
Prof. Swastiko, menyatakan bahwa masalah hama tikus merupakan masalah umum yang terjadi di berbagai daerah.
Dalam diskusi tersebut, Prof. Swastiko menyampaikan bahwa pengendalian hama tikus yang paling efektif adalah menggunakan Trap Barrier System (TBS).
Namun, beberapa petani mengeluhkan biaya yang cukup besar untuk menerapkan metode tersebut.
Untuk mengatasi keluhan tersebut, Prof. Swastiko memberikan beberapa alternatif solusi yang lebih ekonomis namun tetap efektif, seperti emposan dan gropyokan.
BACA JUGA:FIM Minta Kejari Usut Tuntas Kasus Panji Gumilang
Selain itu, beliau juga memberikan langkah yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan Trap Barrier System (TBS).
Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara petani dan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah hama tikus.
Selain itu, Prof. Swastiko mengajak para petani untuk berbagi pengalaman dan strategi dalam mengendalikan hama tikus, sehingga solusi yang ditemukan dapat diimplementasikan secara bersama-sama dan lebih efektif.