INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu terus berkomitmen dalam upaya penurunan angka stunting. Komitmen itu sebagai upaya mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, produktif serta mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Demikian dikatakan Bupati Indramayu Hj Nina Agustina SH MH CRA saat menghadiri acara penilaian kinerja pemerintah kabupaten/kota dalam pelaksanan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tahun 2024 yang dihelat oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Barat di Ruang Multimedia Pendopo Kabupaten Indramayu, kemarin.
Dalam acara yang dilaksanakan melalui zoom meeting tersebut, Bupati Hj Nina Agustina menyampaikan permasalahan stunting di Kabupaten Indramayu harus cepat ditangani.
Dijelaskannya, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 salah satu bidang kesehatan yang harus mendapat perhatian serius dalah prevalensi stunting.
BACA JUGA:Polisi Tangkap 3 Pelaku dan 1 Penyedia Sajam Terlibat Aksi Tawuran yang Akibatkan 1 Remaja Tewas
“Alhamdulillah pada tahun 2023 Kabupaten Indramayu mengalami penurunan prevalensi stunting dari 21,1% menjadi 18,4%. Hal ini merupakan bukti kerja keras dan kerja nyata seluruh elemen di Kabupaten Indramayu,” ungkapnya.
Bupati Nina juga menambahkan, Pemkab Indramayu juga terus mengembangkan inovasi-inovasi terbaiknya, mulai dari program Orang Tua Asuh Anak Stunting (OTAAS) hingga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita stunting.
“Sampai saat ini sudah 407 anak yang telah lulus stunting dan menyisakan sebanyak 1.207 anak asuh sejak di mulainya program OTAAS di awal tahun 2023,” ujarnya.
Dalam rapat tersebut, Kepala Bappeda-Litbang Kabupaten Indramayu, Iin Indrayati turut memaparkan hasil kinerja pelaksanaan 8 aksi konvergensi penurunan stunting di Kabupaten Indramayu.
BACA JUGA:PPDB SMA/SMK Hari Pertama Kacau: Server Down, Calon Peserta Didik Gagal Mendaftar
Dijelaskan Iin, malnutrisi kronis pasca lahir merupakan penyebab rendahnya pengetahuan ibu tentang makanan sehat pada ibu hamil, bayi dan baduta.
Oleh karena itu, kata Iin, Pemkab Indramayu melaksanakan tindak lanjut dengan melakukan pelatihan pada kader pemberian makan bayi dan anak (PMBA), meningkatkan komunikasi informasi dan edukasi kepada keluarga (KIE).
“Selain itu, kami juga meningkatkan status gizi balita melalui peningkatan ASI eksklusif, pemberian intervensi gizi protein hewani (telur, susu, ikan, ayam, dll) untuk semua balita sebagai upaya pencegahan stunting,” berbernya.
Dijelaskan Iin, berdasarkan survei dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kabupaten Indramayu pada tahun 2023 terjadi penurunan dari angka 21,1% menjadi 18,4%.
BACA JUGA:Orang Baduy Dalam pun Ikuti Kasus Vina
“Angka tersebut cukup baik, mengingat Indramayu memiliki salah satu program prioritas yakni melakukan pencegahan dan penanggulangan terhadap stunting dan gizi buruk,” ujar Iin. (oni/rls)