KANDANGHAUR, RADARINDRAMAYU.ID – Banjir yang kerap terjadi di Kabupaten Indramayu ketika musim hujan tiba, ternyata disebabkan rusaknya sejumlah infratrusktur pengairan dan juga akibat sedimentasi.
Seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu. Sejumlah infrastruktur pengairan seperti pintu air banyak yang rusak. Kemudian ada tanggul yang longsor dan jebol, serta terjadinya sedimentasi.
Hal tersebut terungkap saat kunjungan kerja anggota Komisi 5 DPR RI dari Fraksi PKB, H Dedi Wahidi didampingi Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, dan Staf Ahli Bupati Indramayu, Sugeng Heryanto, Rabu 2 Agustus 2023.
Kuwu Desa Karanganyar Kecamatan Kandanghaur, Joni mengungkapkan, di wilayahnya sempat mengalami banjir cukup parah pada tahun 2021 lalu akibat tanggul jebol. Bahkan sebelumnya banjir juga terjadi pada tahun 2014.
BACA JUGA:Pemcam dan Pemdes Bersihkan Tanaman Eceng Gondok Di Saluran Sojar
BACA JUGA:Imbau Petani Tak Gunakan Jebakan Tikus Beraliran Listrik
Dikatakan, banjir terjadi ketika air dari hulu (Sungai Cipanas) masuk ke saluran pembuang Cilet di Blok Cilet Desa Karanganyar Kecamatan Kandanghaur. Banjir yang terjadi tahun 2021 akibat kondisi tanggul sungai pembuang Cilet yang jebol. Air pun masuk ke sawah hingga perumahan warga.
Joni berharap tanggul yang longsor dan jebol tersebut bisa diperbaiki, sebelum musim hujan tiba. Karena dampak banjir bukan hanya dirasakan warga Desa Karanganyar saja, namun juga desa-desa lain di Kecamatan Kandanghaur seperti Desa Wirapanjunan, Parean Girang, Bulak, dan Ilir.
“Harapan kami bisa segera dilakukan normalisasi sungai dan perbaikan tanggul dengan cara dibronjong atau gimana, agar tidak banjir lagi,” harap Joni.
Sementara Raksabumi Desa Parean Girang, Kurdani, juga berharap segera dibangun pintu air, sehingga bisa dilakukan pengaturan (buka tutup) ketika air berlimpah.
Camat Kandanghaur, Hatta Direja menambahkan, sedimentasi sungai dan muara memang menjadi masalah yang harus segera ditangani di wilayshnya. Karena dampaknya sangat dirasakan warga, terutama di musim hujan.
BACA JUGA:Raih 8 Penghargaan di tingkat Asia Pasifik, Contact Center PLN Lanjut e Level Global
BACA JUGA:Akibat Gas Bocor, Tiga Rumah Terbakar di Jalaksana
Selain itu, akibat sedimentasi di muara Susukan Desa Parean Girang, ketika musim kemarau air asin susah untuk mengalir kembali ke last. Hal ini tentu saja menjadi keluhan petani.
"Saya menyampaikan terima kasih kepada pak Dedi Wahidi dan juga pihak BBWS yang telah melihat langsung kondisi di lapangan. Mudah-mudahan bisa segera ditindaklanjuti," kata Hatta.