Anna Colin

Minggu 03-07-2022,05:00 WIB
Editor : Leni indarti hasyim

Tidak ada gunung salju di negara bagian kecil itu. Maka selama kuliah di Dartmouth Anna bergabung ke klub sepak bola wanita. Dia jadi kapten di klub universitas itu. 

Waktu aktif sebagai atlet ski Anna pernah cedera kaki. Tapi dia tidak menyerah. Begitu sembuh dia lebih giat lagi latihan. Terutama latihan memperkuat otot kaki.

Setelah itu Anna jatuh cinta ke sepeda. Bahkan dia putuskan berhenti bekerja. Fokus bersepeda. Jadi profesional. Dia menjuarai hampir semua balap gravel kategori wanita. Cita-citanyi: ikut balap sepeda terberat di Afrika Timur. Saya tidak tahu namanya. Mau tanya ke anak rada sungkan: sesama penulis tidak boleh bertanya.

Kematian Anna begitu menggegerkan dunia balap sepeda. Apalagi kematiannya karena ditembak.

Ini mirip penembakan di New York empat hari lalu. Seorang ibu muda, 20 tahun, lagi mendorong kereta bayi di trotoar Manhattan. Jam 20.30. Seorang laki-laki muda mendekat dari belakang: Dor! Dari jarak dekat. Kepala ibu tersebut pecah. Ambruk. Kereta bayinya terlepas. Penuh ludiro.

Si penembak lari. Pakaiannya hitam-hitam. Tutup kepalanya pun hitam. Ia pasti akan tertangkap. Tinggal tunggu waktu. Sang ibu muda sempat kirim WA ke kakaknyi. "Lokasi saya di sini. Just in case," tulisnya.

Penembakan itu hanya beberapa detik setelah WA itu dikirim. Dia seperti punya firasat akan mengalami kejadian buruk.

Saya tidak meneruskan kisah ini. Biarlah para detektif amatir di lingkungan pembaca Disway yang menyelesaikan kisah itu. Terutama siapa penembaknyi.

Dan lagi saya takut diprotes ulang: kok menyelipkan cerita yang tidak nyambung. Seperti Imam dan Trump itu. Padahal ini kan cerita tentang Anna, Kaitlin, dan Colin.

Rupanya ketika Colin tidak di rumah itu Kaitlin datang. Kan sudah tahu kode digital untuk membuka pintu. Apa yang kemudian terjadi saya tidak tahu. Tembak langsung atau bertengkar dulu. Harus menunggu keterangan sepihak Kaitlin. Tidak ada saksi satu pun.

Kaitlin sendiri menjadi tercurigai dari rekaman kamera di lingkungan apartemen Colin itu. Terekam di situ mobil SUV warna hitam lewat di dekat apartemen. Mirip sekali dengan mobil milik Kaitlin: Jeep Grand Cherokee.

Guru yoga itu pun dipanggil polisi. Ditunjukkanlah rekaman mobil itu. Kaitlin tidak bisa bicara apa-apa. Tidak mengakui, juga tidak menolak. Dia menggunakan haknyi untuk tidak menjawab. Dia pulang. Polisi belum menetapkannyi sebagai tersangka.

Kaitlin tidak lagi pulang ke rumahnyi. Colin juga tidak bisa lagi menghubunginyi. Tiga hari kemudian polisi mengumumkan: Kaitlin dalam status wanted.

Polisi sulit sekali mencari. Jejaknyi hilang.

Kaitlin sendiri sudah merasa aman. Dia sudah berada jauh di Costa Rica. Di Amerika Tengah, dekat Panama. Kaitlin sudah menyatu dengan turis di pantai Santa Teresa, di kawasan Puntarenas. Yakni pantai yang menghadap ke Lautan Atlantik. Itulah pusat wisata dunia di Costa Rica. 

Warna rambutnyi sudah berubah. Panjangnya tetap sebahu tapi sudah beda sama sekali. Dia juga sudah ikut pelajaran yoga. Kelas khusus. Dia ingin punya kemampuan tambahan dalam ilmu yoganyi. Sebagai guru yoga dia harus terus ''kulakan" gerak-gerak baru yoga.

Kategori :

Terkait

Minggu 14-08-2022,05:00 WIB

Surat Kuasa

Sabtu 13-08-2022,05:00 WIB

Tembak Menembak

Jumat 12-08-2022,05:00 WIB

Bintang Wanita

Kamis 11-08-2022,05:00 WIB

Kepung Cendol

Rabu 10-08-2022,05:00 WIB

Labirin Polkam