Radarindramayu, MADINAH - Selama lima hari di Kota Madinah, rombongan jamaah haji yang tergabung dalam kloter 17 JKS, langsung melaksanakan serangkaian kegiatan ibadah haji.
Para jamaah telah melaksanakan ziarah ke sejumlah tempat. Yakni di Masjid Nabawi dan makam Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat.
Mereka tak sedikit meneteskan air mata saat melihat kemegahan Masjid Nabawi Madinah.
Para jamaah kloter pertama.menginap di Hotel Fayrus Satha. Lokasinya sekitar 10 meter yakni depan Masjid Nabawi.
BACA JUGA:Jadwal dan Kuota PPDB Online SMP Kota Cirebon Jalur Prestasi
Hotel ini sangat representatif, nyaman dan menjadi pilihan rombongan jamaah haji dari berbagai negara.
Makanan yang disediakan pas di lidah para jamaah haji. Jamaah tahun ini benar_benar dimanjakan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
Sebab, jamaah mendapat makan sebanyak tiga kali makan yaitu pagi, siang dan sore.
BACA JUGA:Kapan PPDB Online SMP Kota Cirebon Dibuka? Cek di Sini
Area Masjid Nabawi saat ini sedang diperluas. Sejumlah hotel yang lokasinya dekat dengan Makam Baki, sebelah kanan Masjid Nabawi terpaksa digusur.
Salah satunya hotel yang baru dibangun didekat Hotel Al Haram.”Kerajaan Arab Saudi saat ini sedang fokus pada perluasan Masjid Nabawi.
Katanya si untuk perluasan tempat ibadah dan wudhu jamaah,”jelas Ustadz Munsit, Tim Petugas Haji Daerah (TPHD) Jawa Barat (Jabar) kepada Radar Indramayu.
Kegiatan jamaah haji kloter 17 JKS yang sempat viral akibat bus yang ditumpanginya terlibat tabrakan beruntun itu benar-benar memanfaatkan waktu untuk beribadah di Masjid Nabawi.
BACA JUGA:Kondisinya Memperihatinkan, Disbudpar: Makam Keramat di Kesenden Bukan Penemuan Baru
Jamaah sudah bangun pukul 02.00 dini hari untuk salat tahajud, itikaf, mengaji, berzikir lantas dilanjutkan dengan salat subuh berjamaah.
Mereka mengejar salat Arbain yaitu salat wajib sebanyak 40 kali di masjid Nabawi.
Para jamaa diperkirakan pada Jumpat depan akan pindah dari Madinah menuju Makkah untuk siap siap melaksanakan rukun dan wajib haji yang akan dilaksanakan Kerajaan Arab Saudi.
BACA JUGA:Menko Airlangga Harapkan Wisudawan Universitas Nasional Dapat Harumkan Indonesia di Dunia
Selama di Kota Madinah, saya melihat tak ada lagi larangan dari pihak Pemerintahan Arab Saud bahwa jamaah haji harus memakai masker.
Jamaah bebas untuk tidak memakai masker, tapi tetap hampir beberapa perannya jamaah haji asal Indonesi, masih taat menggunakan masker.
Namun lain halnya dengan penduduk asli Madinah, mereka tak lagi mengedepankan protokol kesehatan guna mencedah penyebaran Covid_19 yang begitu menakutkan.
Bahkan pemorakporandakan perekenomian di Indonesia. Tak sedikit perusahaan harus gulung tikar akibat penutupan produksi sehingga jutaan warga menganggur.
BACA JUGA:Semarak Idemitsu bLU cRU Yamaha Sunday Race, Momen bLU cRU Jadi Magnet Kemeriahan
Selama lima hari saya di Madinah, geliat ekonomi di sana mulai bangkit setelah dua tahun terpuruk. Hanya masih ada sejumlah kios yang berada di Bin Dawud itu tak lagi ditempati pedagangnya.
Alasannya yaitu masih adanya pembatasan jamaah haji yang melaksanakan ibadah haji tahun sekarang.
Bahkan, sampai 45 persen jamaah dibatalkan berangkat ibadah haji. Hal ini yang membuat pemilik kios di sejumlah swalayan memilih tutup.
Sudah dua hari ini, saya juga ikut bersama jamaah haji yang tergabung dalam kloter 17 JKS melaksanakan city tour ke sejumlah tempat bersejarah.
Ada dua pemmbimbing KBIH yang ikut langsung mendampingi jamaah haji yaitu KH Syearozi Bilal Ilyas dan KH Moh Syatori ikut dalam jamaah haji.
Kedua kiai itu melakukan pembimbingan langsung kepada para jamaah.
”Alkhamdulillah saya setip tahun ikut bersama jamaah haji. Tak ada tujuan lain untuk bimbingan langsung kepada jamaah haji,”pungkas pemilik KBIH Raudlatul Murah”alimin Kepolo Singaraja Indramayu ini. (dun)
BACA JUGA:Optimalisasi Teknologi Digital, BRI Terus Tingkatkan Bisnis Wealth Management