IDTC Operasikan Panel Surya Langkah Percepat Wujudkan Target NZE 2060
BEROPERASI: Manager IDTC Mundu Chair Rony memberikan penjelasan terkait cara kerja panel surya yang sudah tiga bulan beroperasi mampu mengurangi kebutuhan listrik konvensional sebanyak 43 persen.-Anang Syahroni-radarindramayu
INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID – Tampak dari jauh deretan panel-panel surya tersusun rapih di atas atap bangunan Indonesia Drilling Training Center (IDTC) Mundu, tempat di mana PT Pertamina Drilling Services Indonesia atau Pertamina Drilling menempa dan mencetak tenaga-tenaga ahli drilling profesional.
Panel Surya berkapasitas 66 Kilowatt (kW) inilah turut berkontribusi memasok kebutuhan energi listrik untuk menunjang kegiatan yang ada di dalam IDTC.
Keberadaan panel-panel surya tersebut terpasang rapi dan telah beroperasi sejak tiga bulan lalu, hal itu tidak lain sebagai bentuk komitmen dukungan Pertamina Drilling sebagai bagian dari Pertamina Hulu Energi (PHE) Subholding Upstream dalam wujudkan program Pemerintah Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060.
Dengan mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs) sejalan dengan penerapan Environmental, Social, & Governance (ESG), jika dalam bahas Indonesia bisa diartikan Lingkungan, Sosial, dan Tata kelola (LST), disetiap lini unit usahanya.
“Kapasitas daya listrik panel surya yang terpasang itu sebesar 66 kW, dengan kondisi cuaca sekarang ini bisa memasok daya ke IDTC sebesar 43 kW, sementara IDTC setiap hari membutuhkan pasokan daya listrik sebesar 62 kW,” ucap Manager IDTC Mundu (Pertamina Drilling) Chair Rony, saat memberikan penjelasan bagaimana mekanisme kerja dari panel surya tersebut melalui layar monitor. Senin (27/10/2025).
BACA JUGA:Jeje Akhirnya Klarifikasi Ucapan Soal Eliano Reijnders, Begini Ceritanya Usai Laga Timnas Indonesia di Bahrain
Chair Rony menerangkan melalui layar monitor yang terhubung langsung ke panel surya, semua karyawan yang ada di IDTC bisa mengetahui seberapa besar energi panas Matahari terserap oleh panel surya yang dikonversikan menjadi daya listrik. Melalui layar monitor itu juga bisa dilihat seberapa besar daya listrik yang dibutuhkan di dalam IDTC.
“Informasi terkait panel surya ini, kita bisa akses melalui smartphone juga, daya listrik dari panel surya tidak hanya diperuntukkan menunjang kegiatan di dalam IDTC, tetapi bisa juga untuk pengisian daya baterai mobil listrik untuk tamu dan pegawai IDTC, kami sediakan charging station di area parkir,” ujarnya.
Chair Rony menyampaikan, pemanfaatan energi surya di IDTC tanpa menggunakan baterai untuk menyimpan daya listrik, melainkan tersambung langsung dalam jaringan (on-grid), cara kerjanya energi panas Matahari yang tertangkap panel-panel surya dikonversikan menjadi daya listrik, kemudian disalurkan secara langsung untuk kebutuhan listrik untuk menunjang berbagai kegiatan yang ada di IDTC.
Meskipun belum secara maksimal 100 persen memenuhi kebutuhan listrik di dalam IDTC, namun hadirnya panel surya tersebut mampu mengurangi ketergantungan listrik secara konvensional dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) hingga 62 persen di siang hari. Sementara malam hari tetap menggunakan listrik konvensional dari PLN.
BACA JUGA:Sayangkan Pernyataan Konten Kreator, FORJI Komitmen Berperan Dalam Majukan Desa Jambe
“Karena sistem kerja panel surya ini secara langsung, tangkap energi surya lalu dikonversikan jadi daya listrik, selanjutnya secara otomatis disalurkan secara langsung untuk kebutuhan pengoperasian IDTC. Untuk besaran daya listrik ketika cuaca sedang panas bisa produksi 43 kW, namun saat cuaca mendung atau hujan bisa sampai 0 kW, jika dirata-rata per harinya mampu produksi 29 kW, bisa menghemat 43 persen kebutuhan listrik di IDTC, selebihnya secara otomatis dipasok oleh PLN,” terangnya.
Pemasangan panel surya ini, sejalan dengan program Pertamina Drilling dalam menjalankan usaha secara keberlanjutan, yang tidak sebatas menjalankan sektor usaha migas nasional, namun bagaimana ikut berperan dalam dalam menjaga keberlangsungan alam, menciptakan ekosistem lingkungan yang hijau dengan penerapan energi baru terbarukan (EBT). Menerapkan teknologi dan solusi baru untuk mengurangi emisi efek rumah kaca karbon dioksida (CO2).
Penerapan teknologi panel surya dipilih Pertamina Drilling untuk diterapkan di IDTC, karena Kabupaten Indramayu yang merupakan daerah yang memiliki energi panas dari Matahari yang sangat potensial untuk dikonversikan menjadi energi listrik yang siap digunakan untuk menunjang pengoperasian pusat pelatihan drilling di Indonesia, bahkan terlengkap di Asia Tenggara.
Teknologi ini, sekaligus mengenalkan kepada peserta pelatihan yang berasal dari wilayah Indonesia, IDTC telah menerapkan teknologi panel surya untuk menjaga keberlangsungan ekosistem lingkungan dalam menjalankan disemua lini usaha. Sehingga masyarakat tidak saja melihat usaha sektor migas, melainkan dibalik itu terdapat kegiatan yang turut berkonsentrasi menjaga keberlangsungan lingkungan melalui penerapan EBT.
BACA JUGA:Awalnya Gelandang Jangkar, Kini Jadi Benteng Pertahanan Tangguh, Perubahan Peran Jay Idzes yang Ubah Segalanya
“Sejak diinstalasi tiga bulan yang lalu, panel surya yang kita pasang rata-rata memproduksi 29 kW, selama 3 bulan itu setara dengan kurangi emisi 30,73 ton, hemat energi 12,45 ton baru bara, dan tanam pohon sebanyak 1.678, dan bisa terus bertambah setiap bulannya, sedangkan daya tahan panel surya ini antara 10 sampai 18 tahun,” kata Chair Rony. (oni)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

