Ekowisata Mangrove Karangsong: Dari Lintasan Bambu Rapuh Menuju Destinasi Bahari Berkelas
Ekowisata Mangrove Karangsong. --
Oleh: Donny Juliandri Prihadi, S.Pi., M.Sc., CPM., Ph.D, Ahli Ekowisata Laut dan Pemerhati Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut, Departemen Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.
RADARINDRAMAYU.ID - Karangsong, sebuah desa pesisir di Indramayu, Jawa Barat, dikenal luas sebagai destinasi ekowisata mangrove berbasis masyarakat yang sukses.
Kawasan ini pernah menjadi magnet wisata dengan jalur foot tracking sepanjang 1,2 kilometer yang menembus rimbunnya hutan mangrove.
Sayangnya, kondisi jalur ini kini memprihatinkan. Jalur bambu yang dulu kokoh kini rapuh, dimakan usia, tergerus oleh ribuan langkah wisatawan, dan terendam oleh air asin yang terus menggerusnya.
“Setelah pandemi COVID-19, kerusakan kawasan ekowisata Karangsong sangat terasa. Foot track dan menara pandang yang menjadi ikon utama Karangsong tidak lagi dapat digunakan dengan aman. Tanpa fasilitas ini, wisatawan kehilangan daya tarik utama yang ada di sini,” ujar Eka Tarika, salah seorang pengelola Pantai Lestari, beberapa waktu lalu.

Berikut grafik sederhana tren kunjungan wisatawan Ekowisata Mangrove Karangsong dari tahun 2018 hingga 2025. Terlihat penurunan signifikan pada masa pandemi 2020–2021, lalu sempat naik kembali, namun menurun lagi setelah infrastruktur foot track dan menara pandang yang rusak.
Mengapa Bambu Tidak Cukup?
Pemilihan bambu sebagai material jalur awalnya karena alasan ekonomis—murah, mudah didapat, dan ramah lingkungan.
BACA JUGA:Update Proses Naturalisasi Miliano Jonathans, Begini Kata Erick Thohir
Namun, bambu ternyata tidak cukup tahan lama di lingkungan asin dan lembap seperti Karangsong.
Sifat bambu yang mudah lapuk mengurangi daya tahan infrastruktur, dan kini jalur tersebut rusak parah.
Seharusnya, material yang lebih tahan lama seperti kayu solid atau bahan komposit dapat menjadi solusi yang lebih tepat meski dengan biaya awal yang lebih tinggi.
Penelitian terbaru menunjukkan, kualitas infrastruktur sangat berpengaruh pada tingkat kepuasan wisatawan.
Tanpa perbaikan, bahkan kapasitas daya dukung kawasan ini yang idealnya bisa mencapai 803 wisatawan per hari, tidak akan tercapai.
Pantai Sebagai Alternatif, Namun Masih Butuh Sentuhan
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

