Ekowisata Mangrove Karangsong: Dari Lintasan Bambu Rapuh Menuju Destinasi Bahari Berkelas
Ekowisata Mangrove Karangsong. --
Meski jalur mangrove rusak, wisatawan kini lebih banyak menghabiskan waktu di pantai Karangsong.
Kawasan pantai ini bisa menjadi alternatif bagi pengunjung, meskipun hanya tersedia jalur pendek yang menghubungkan langsung pengunjung ke pesisir.
Sayangnya, fasilitas di pantai, seperti tempat bilas dan toilet, masih sangat sederhana dan belum memenuhi standar kenyamanan wisatawan modern.
“Padahal, dengan sedikit sentuhan, pantai bisa berkembang menjadi arena wisata air yang aman, misalnya dengan pemasangan jaring pengaman untuk mencegah wisatawan terbawa arus laut, terutama keluarga yang membawa anak-anak,” kata Eka.
Jaring pengaman ini juga bisa berfungsi untuk memfilter sampah plastik yang terbawa arus ke pinggir pantai, menjaga kebersihan lingkungan.
Tantangan Pendanaan: CSR yang Terhenti
Keberhasilan Karangsong sebelumnya tidak lepas dari dukungan dana Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina yang memiliki operasi besar di Indramayu.
Namun, aliran dana tersebut kini terhenti, membuat pengelola ekowisata Pantai Lestari harus berjuang sendiri dalam perawatan dan pengembangan kawasan.
Tanpa bantuan finansial, sulit bagi pengelola untuk membangun kembali jalur mangrove yang rusak atau memperbaiki fasilitas yang ada.

Inilah satu-satunya foot track yang ada di Ekowisata Mangrove Karangsong saat ini. --
Prihadi et al. (2023) dalam risetnya menegaskan pentingnya investasi berkelanjutan dari sektor swasta dan pemerintah untuk menjaga kualitas destinasi ekowisata.
Mengajak Investor dan CSR Kembali
Bagaimana cara mengembalikan perhatian investor, seperti Pertamina, untuk kembali mendukung ekowisata Karangsong?
Menurut Prihadi, penting untuk menunjukkan nilai sosial-ekonomi yang dapat diperoleh melalui ekowisata.
Kawasan ini tidak hanya menjaga ekosistem mangrove, tetapi juga memberikan penghidupan bagi masyarakat setempat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

