Pinjaman Non KUR BRI 2025 Miliki Tenor Panjang Hingga 10 Tahun, Intip Tabel Angsuran Rp250 JT Berikut Cicilan

RADARINDRAMAYU.ID - Pinjaman untuk modal usaha kembali bisa Anda manfaatkan, dari skema pembiayaan yang berasal dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). 

Bank BRI memiliki varian pinjaman selain Kredit Usaha Rakyat, yakni untuk jenis Non KUR, yang memiliki perbedaan sangat signifikan daripada KUR. 

Dengan begitu, Anda bisa memanfaatkan jenis Non KUR BRI 2025 sebagai modal usaha tambahan, lantaran tujuan utama pendanaan itu memang dikhususkan bagi debitur. 

Terutama debitur yang berstatus sebagai pelaku usaha, misalnya UMKM. Diharapkan tabel angsuran berikut cicilan di dalamnya, bisa membantu para peminjam. 

BACA JUGA:Bagikan Modal UMKM Lewat Pinjaman KUR Mandiri 2025, Cek Tabel Angsuran untuk Cicilan Paling Rendah

Untuk model tabel pinjamannya, adalah Rp250 Juta yang merupakan salah satu plafon yang bisa menjadi solusi bagi tambahan modal usaha. 

Dan, dengan besaran plafon Rp250 Juta, tentunya bisa menjadi amunisi yang pas, untuk meningkatkan sektor pendanaan UMKM agar lebih berkembang.

Dengan adanya modal usaha yang berkembang dari pinjaman, tentunya Anda jadi memiliki pondasi penting untuk memperluas usaha Anda. 

Selain untuk memperluas usaha Anda. Varian Non KUR BRI bisa menjadi dana tambahan yang bisa Anda gunakan untuk skema investasi modal usaha. 

BACA JUGA:Berapa Cicilan Pinjaman KUR BRI 2025 Terbaru? Simak Simulasi Tabel Angsuran, Syarat Dan Cara Pengajuannya!

Mengapa relevan untuk skema investasi usaha? Lantaran pinjaman Non KUR BRI memiliki tenor yang bisa dibilang panjang untuk ukuran kelasnya sebagai pendanaan debitur. 

Tenor atau jangka waktu yang menjadi batasan pelunasan pinjaman, terutama untuk Non KUR BRI memiliki batas maksimal hingga 10 tahun pelunasan. 

Dengan tenor yang panjang, tentunya Anda bisa lebih fleksibel dalam memanfaatkan pinjaman yang sedang diambil. Antara lain, untuk menyimpan investasi pada usaha Anda. 

Dengan adanya dana kredit investasi, tentu usaha Anda juga bisa berkembang, utamanya untuk cakupan dan sektor yang lebih luas, agar meningkatkan daya saing yang sehat. 

Sumber: