Lima Tahun Pembangunan Aula PGRI Tersendat

Lima Tahun Pembangunan Aula PGRI Tersendat

INDRAMAYU-Dirintis sejak tahun 2014, pembangunan aula serbaguna PGRI Cabang Gantar tak kunjung tuntas. Kekurangan dana menjadi biang penyebabnya. Butuh dukungan dari banyak pihak agar tuntasnya pembangunan aula yang diperkirakan butuh biaya Rp600 juta lagi itu segera terwujud. Ketua PC PGRI Gantar, Yatman SPd MMPd mengakui, tersendatnya pembangunan aula serba guna PGRI yang berada dibelakang kantor KWKBP Gantar itu. Direncanakan tuntas paling lambat dua tahun setelah dicanangkan, namun hingga lima tahun kemudian ternyata sulit direalisasikan. “Kendalanya memang klasik, kami kekurangan dana,” ucap dia kepada Radar Indramayu, Rabu (18/9). Bukan tanpa sebab, biaya pembangunan aula yang memiliki panjang 18 meter dan lebar 15 meter itu murni dari swadaya atau iuran anggota PGRI Kecamatan Gantar. Pembangunan itu sudah menghabiskan anggaran sebanyak Rp300 juta, dengan pencapaian diperkirakan baru sekitar 30-40 persen. “Artinya kita butuh anggaran dua kali lipat lagi untuk mempercepat pembangunannya. Sekitar Rp600 jutaan,” sebut Yatman. Dia menyatakan, di tengah keterbatasan progres kelanjutan pembangunan aula PGRI Gantar masih terus berjalan dengan cara dicicil. Belum lama ini, panitia melakukan pengurugan tanah pada bagian halaman depan aula.  Sementara untuk kelanjutan pembangunan dinding, lantai dan berbagai fasilitas pendukungnya masih menunggu bantuan pihak lain. “Harapannya sih, ada dukungan bantuan dana dari Pemkab atau PGRI Kabupaten. Tapi kami juga membuka tangan bagi donatur, dermawan atau sponsor untuk memberikan sumbangan yang sifatnya tidak mengikat,” terangnya. Yatman menambahkan, rencana pembangunan aula serbaguna PGRI Gantar ini dilatarbelakangi oleh belum tersedianya gedung fasilitas publik yang memadai, representatif dan bisa menampung banyak orang di wilayah paling Selatan eks Kawedanan Haurgeulis itu. Sehingga, ketika ada acara rapat, musyawarah maupun event kompetisi akademik dan nonakademik bagi pelajar terpaksa dilaksanakan dilokasi terbuka atau menumpang tempat di lembaga atau instansi lain. Seringnya di halaman atau ruang kelas sekolah. Sehingga, butuh biaya besar untuk sewa tenda dan sebagainya. “Belum risiko ketika cuaca hujan,” tandasnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: