WPS Widasari Olah Sampah Jadi Briket

WPS Widasari Olah Sampah Jadi Briket

PRODUKSI: Pengelola WPS Widasari sedang menjemur briket hasil olahan sampah rumah tangga, kemarin.-Anang Syahroni-RADAR INDRAMAYU

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID -Untuk mengurangi tumpukan sampah yang menyumbat di saluran air dan sampah rumah tangga, Waste Processing System (WPS) Widasari Kecamatan Widasari mampu mengolah sampah menjadi briket.

Di tempat pengolahan sampah yang baru satu bulan berjalan itu, mampu mengolah sampah yang bersumber dari sampah Saluran Cipeleng dan rumah tangga lebih dari 100 kilogram (kg) per harinya.
Pelaksana Program, Wawan Irawan mengungkapkan, WPS Widasari merupakan program kolaborasi antara PT Sacna bersama Kementerian PUPR dengan Pemerintah Desa Widasari yang pengelolaannya dilaksanakan sepenuhnya oleh warga lokal yang sebelumnya sudah mengikuti pelatihan pengolahan sampah menjadi briket.

“Berjalan sudah satu bulan, jumlah pekerja ada 12 orang termasuk 2 orang bertugas sebagai security. 4 orang pemilah sampah, 3 orang operator, 1 pemasak, ditambah pelaksana dan direktur program,” ujarnya, Sabtu (29/6).

Wawan menjelaskan, awal mula dibentuknya WPS Widasari merupakan langkah untuk mengolah sampah yang menyangkut di pintu air Saluran Cipelang Widasari yang terbawa arus air.

BACA JUGA:Nekat, Aksi Maling Direkam Pemilik Rumah

Namun, seiring berjalannya waktu mulai melakukan pengolahan sampah rumah tangga yang ada di masyarakat. Hal itu dilakukan agar mengurangi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pecuk.

“Alhamdulillah, sampah yang dibuang ke TPA Pecuk setelah sampah dipilah dan diolah paling satu minggu hanya satu bak kontainer saja, ini kan jelas sangat berdampak pada pengurangan volume sampah di TPA Pecuk, karena ada sampah yang di bisa diolah seperti kaca, besi dan beberapa jenis sampah lain yang tidak bisa dicacah,” ujarnya.

Dijelaskannya, proses pengolahan sampah menjadi briket, adalah diawali dengan pemilahan sampah yang sudah terkumpul. Setelah proses pemilahan, selanjutnya sampah dimasukan ke mesin pencacah hingga menjadi butiran lembut. Kemudian, sampah yang sudah dicacat itu dijemur hingga kadar air pada sampah cacah mencapai 35.

Tidak sampai disitu, setelah sampah cacah kering, dimasukan ke mesin miks untuk mencampur sampah cacah dengan dua bahan lainnya yaitu tepung tapioka dan bahan aditif.

BACA JUGA:Taekwondo Dojang Koramil Juntinyuat Raih Prestasi Tingkat Nasional

“Takarannya itu 10 kg sampah kering dicampur 800 gram tepung tapioka, dan 20 gram aditif. Setelah itu dijemur sampai kering, untuk tepung tapioka sebelum dicampur harus terlebih dulu dimasak sampai matang karena tepung inilah sebagai perekat,” beber Wawan.

Saat ini, lanjutnya, WPS Widasari mampu mengolah sampah mencapai 129 kg setiap hari, dengan jam operasional setiap harinya pukul 08.00-16.00 WIB, dengan target produksi setiap bulan 50 ton briket.

“Untuk safety tempat kerja kita perhatikan benar ya, APD bagi pekerja dan ada Apar juga. Untuk pemasaran kita sudah ada dengan pabrik penggilingan padi sebagai bahan bakar pengering padi, dan kita sudah komunikasi dengan pabrik pembuatan semen juga. Doakan semoga berjalan lancar karena ini jadi solusi mengurangai sampah,” ujarnya. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: