Gerabah Sitiwinangun Masih Bertahan, Ternyata Ada yang Punya Pelanggan Khusus

Gerabah Sitiwinangun Masih Bertahan, Ternyata Ada yang Punya Pelanggan Khusus

MEMBAKAR GERABAH : Sejumlah pekerja telah melakukan pembekaran gerabah di Desa Sitiwinangun Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu 29 Oktober 2023.-UTOYO PRIE ACHDI-RADAR INDRAMAYU

CIREBON, RADARINDRAMAYU.IDGerabah Sitiwinangun merupakan salah satu kerajinan yang masih bertahan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.  Sentra kerajinan ini berada di Desa Sitiwinangun Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon.

Kerajinan Gerabah Sitiwinangun masih bertahan hingga saat ini, karena warga setempat memang masih aktif membuat aneka Kerajinan Gerabah. Mulai dari pedaringan (tempat menyimpan beras), cobek, hingga aneka kerajinan bernilai seni lainnya seperti patung.

Mereka sebagian besar membuat gerabah berdasarkan pesanan dari pengepul atau dari konsumen langsung. Bisanya konsumen yang sudah menjadi pelanggan khusus.

Siang itu, Minggu 29 Oktober 2023,  Bi Aminih (66) terlihat sibuk mengangkut puluhan gerabah jenis cobek, untuk ditempatkan di  tempat pembakaran. Kendati panas menyengat karena waktu menunjukan pukul 13.25, ia bersama  dua pekerja lainnya tetap bersemangat. Saling bergotong royong,menata ratusan cobek yang akan dibakar.

BACA JUGA:Herman Khaeron Temui Mahasiswa Unwir, Sosialisasikan Kebijakan Kemendag

BACA JUGA:Polisi Amankan Tujuh Pemuda yang Bawa Sajam dan OKT

Bi Aminih mengaku sudah sejak usia 15 tahun ikut menjadi perajin gerabah di Sitiwinangun, ikut-ikutan orangtua dan saudara-saudara lainnya.

Kali ini ia sibuk untuk membakar cobek, karena sedang ada pesanan dari salah satu pelanggan dari Bandung, yakni dari pemilik Iga Bakar Jangkung.

Menurut Rumsani (45), perajin lainnya, Iga Bakar Jangkung Bandung memang sudah menjadi pelanggan khusus, dan selalu pesan cobek buatan Sitiwinangun.

“Sudah 16 tahun menjadi pelanggan kita,” ujar Sani, nama panggilan Rumsani.
Dikatakan, dalam satu bulan Iga Bakar Jangkung biasanya minta dikirim 1000 buah cobek. Para perajin di Desa Sitiwinangun akan saling bekerjsama untuk memenuhi pesanan tersebut.

BACA JUGA:Kandang Ayam Ludes Terbakar, Sebanyak Tiga Ribu Ekor Ayam Mati Terpanggang, Kerugian Capai Rp75 Juta

BACA JUGA:Bukan Cuma Tampilkan Scooter Stylish, Yamaha Gandeng The Palace Jeweler Hadirkan Fashion Collaboration

Meski demikian kadang-kadang permintaan 1000 cobek tak bisa dipenuhi akibat adanya sejumlah kendala. Diantaranya cuaca yang terlalu panas sehingga membuat kualitas bahan baku tanah terlalu kering. Kemudian juga kondisi angin yang besar, bisa membuat gabah retak-retak.

Rumsani menambahkan, di Desa Sitiwinangun ada sekitar 60 perajin gerabah. Mereka biasa mengerjakan pesanan dari rumah masing-masing (home industry). Selanjutnya hasilnya dikumpulkan di pengepul, atau dikumpulkan untuk dikirim kepada pemesan langsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: