Pak Guru Didno Datangi Rumah Siswa dan Pinjamkan Handphone
Sudah satu tahun proses pembelajaran siswa di Indonesia, termasuk di Indramayu dilakukan secara daring. Belajar secara online, atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Para siswa terlihat mulai bosan. Orang tua siswa pun mulai banyak yang mengeluh. Capek. Setiap hari harus menjadi “guru” bagi anak-anaknya.
UTOYO PRIE ACHDI, Indramayu
DIDNO, guru SMP Negeri 1 Gabuswetan ini pantas diacungi jempol. Ia rela meminjamkan handphone (HP) kepada salah seorang siswinya yang tidak memiliki HP. Ia mengaku kasihan dengan siswi tersebut, karena harus menghadapi ujian tengah semester, atau sekarang diganti dengan penilaian tengah semester (PTS).
Didno sebagai guru dan juga wali kelas dari siswa tersebut mengaku sangat prihatin dan ikut bertanggung jawab. Bersama Kasnali, guru Bimbingan Konseling, ia mendatangi rumah anak tersebut dan meminjamkan handphone untuk mengerjakan soal PTS online.
Dikatakan, orang tua siswi ini keduanya bekerja sebagai petani dan tidak memiliki handphone. Di rumah hanya ada satu handphone, dan dibawa oleh kakaknya yang masih sekolah di SMK dan sedang mengikuti kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan). Otomatis setiap hari siswi ini tidak pernah mengerjakan tugas atau soal online.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut, wali kelas menawarkan agar siswi tersebut datang ke sekolah. Karena setiap hari ada guru piket dan guru mata pelajaran yang datang dan mengajar secara online.
“Kita turut prihatin dengan keadaan begini, semoga pandemi segera berakhir dan kegiatan pembelajaran bisa dilaksanakan di sekolah seperti sebelum pandemi,\" kata Didno, bloger kreatif yang sering meraih penghargaan dalam berbagai lomba.
Sudah genap satu tahun pelajar di Indonesia harus melaksanakan belajar dari rumah karena pandemi Covid-19. Termasuk siswa dan siswi yang ada di Kabupaten Indramayu. Berbagai kendala dihadapi muncul selama kegiatan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).
Banyak kendala yang dihadapi saat PJJ, baik oleh guru, siswa dan juga orang tua atau wali murid. Masalah yang dihadapi oleh guru saat ini yakni partisipasi siswa dalam mengikuti PJJ mulai menurun. Diantaranya siswa mulai bosan dengan PJJ, materi yang sulit untuk dijelaskan ketika belajar online dan lain sebagainya.
Sedangkan kendala yang dihadapi oleh siswa dari mulai ketiadaan gadget, tidak ada kuota untuk belajar, hingga sinyal yang tidak stabil/buruk. Membuat kegiatan PJJ tidak bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan. “Mudah-mudahan pandemi segera berakhir, sehingga kita bisa melakukan pembelajaran tatap muka yang tentunya sudah sangat kita rindukan,” ungkapnya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: