Terjangkit Lumpy Skin, Puluhan Ternak di Provinsi Ghazni Afghanistan Mati

Terjangkit Lumpy Skin, Puluhan Ternak di Provinsi Ghazni Afghanistan Mati

Puluhan Ternak di Provinsi Ghazni Afghanistan Mati karena Terinfeksi Lumpy Skin, Screenshot-Radarindramayu.id--

Radarindramayu.id, AFGHANISTAN - Diserang penyakit kulit pada hewan ternak berbentuk benjolan yang dikenal dengan nama Lumpy skin telah membunuh puluhan ternak sapi di beberapa kabupaten di Provinsi Ghazni.

Sejak sepekan lalu Pejabat lokal mengatakan, penyakit itu telah menginfeksi ratusan ternak. Dikhawatirkan semua ternak akan mati.

Menurut sumber menekankan bahwa tingkat penyebaran penyakit ini di Ghazni sangat tinggi dan jumlah sapi yang sakit meningkat setiap hari. Ini tentu saja  menyebabkan kerugian finansial yang sangat besar bagi penduduk Ghazni.

Dari informasi sumber lokal, pemerintah lokal Taliban di Ghazni telah lalai dalam mencegah penyebaran penyakit ini lebih lanjut dan bahkan belum meluncurkan program kesadaran yang bertujuan untuk mencegah hilangnya hewan lebih lanjut.

BACA JUGA:Selaras Tenun dan Kopi Manao Rayakan Hari Tenun Nasional dengan Menggelar Showcase

Lumpy skin disease (LSD) adalah penyakit virus yang disebabkan oleh virus penyakit kulit  lumpy  dari genus  capripoxvirus dalam famili poxviridae  .

Penyakit ini dicirikan dengan adanya nodul-nodul berdiameter dua lima sentimeter yang keras pada kulit di hampir seluruh bagian tubuh,  terutama di sekitar kepala, leher, tungkai, dan alat kelamin. Benjolan tersebut berangsur-angsur terbuka seperti luka besar dan dalam.  

Dua alasan utama penyebarannya adalah perbanyakan vektor seperti lalat rumah, kutu serta nyamuk selama bulan-bulan monsun dan pergerakan ternak liar yang tidak terbatas.

Sumber-sumber lokal di provinsi Logar dan Paktia, di Afghanistan timur, mengatakan bahwa lebih dari 600 sapi telah mati akibat wabah penyakit virus kulit yang mematikan di antara ternak di dua provinsi ini selama bulan Agustus.

BACA JUGA:Hari Pelanggan, PLN Terus Lakukan Sinergitas

Seorang Profesor di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Kabul telah menggambarkan infeksi, yang disebabkan oleh virus Capripox ini, sebagai bahaya yang berkembang untuk ternak di seluruh dunia karena berbagi kesamaan genetik dengan virus yang menyebabkan cacar domba dan kambing.

Beberapa spesies nyamuk, kutu, dan serangga penghisap darah lainnya umumnya menyebarkan virus, menurut para ahli, dilansir dari RMOL.ID.

Sepanjang Juli dan Agustus, beberapa peternakan di India juga mengalami kasus yang sama. Ratusan hewan mati karena penyakit ini.

BACA JUGA:Liga Champion Dimulai Malam Ini. Ada Big Match PSG Kontra Juventus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: