Edan…Harga Telur Capai Rp32 Ribu Per Kilogram. Pedagang Tuding Gara-gara Bansos PKH

Edan…Harga Telur Capai Rp32 Ribu Per Kilogram. Pedagang Tuding Gara-gara Bansos PKH

ilutrasi-utoyo prie achdi-

Radarindramayu.id, INDRAMAYU – Harga telur di sejumlah daerah belakangan terus meroket. Di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, harga telur ternyata juga terus naik, dan kini sudah mencapai Rp32 ribu per kilogram.

Kondisi ini tentu saja membuat masyarakat tepuk jidat. Pasalnya kenaikan harga telur ini membuat pengeluaran mereka bertambah. Apalagi bagi ibu-ibu yang sehari-harinya memiliki usaha membuat kue, yang menggunakan bahan baku telur.

Salah seorang warga Indramayu kota, Ny Lilis Umaila, mengaku kaget ketika mengetahui harga telur melambung tinggi hingga Rp32 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya  ia membeli dengan harga kisaran Rp25 ribu-Rp26 ribu per kilogram.

“Kemarin-kemarin pernah naik paling tinggi Rp28 ribu per kilogram. Ini kok bisa sampai Rp32 ribu, ada apa ini” ungkapnya, Kamis 25 Agustus 2022.

BACA JUGA:PLTU Indramayu Terapkan Beragam Inovasi, Buktikan Pengelolaan Yang Baik Terhadap Lingkungan

Sementara itu sejumlah pedagang telur yang sempat ditemui mengatakan, kenaikan harga telur ayam ini sudah terjadi sejak satu pekan ini.

Salah seorang pedagang telur di Pasar Baru Indramayu,  Aji Rumongso mengungkapkan, imbas dari naiknya harga telur tingkat penjualan para pedagang mengalami penurunan yang cukup drastis.

“Dalam sehari biasanya bisa menjual hingga 5 kuintal telur, tapi untuk saat ini dengan harga telur yang tinggi, sehari paling hanya setengahnya saja,” ungkap Aji.

Dengan kondisi seperti ini para pedagang  tidak berani untuk menyetok telur dalam jumlah banyak. Mereka khawatir barang dagangannya tidak laku terjual, dan tentunya pedagang akan merugi.

Terkait  penyebab kenaikan harga telur tersebut, sejumlah pedagang menduga ini terjadi karena imbas dari pencairan Bantuan Sosial (bansos) PKH (Program Keluarga Harapan) dari pemerintah belum lama ini.

Seperti diketahui, bansos PKH dari pemerintah selama ini diberikan dalam bentuk beras dan telur. Masyarakat penerima bantuan banyak yang memilih untuk menjual telur tersebut karena mereka butuh uang.

“Menurut saya sih sebaiknya bantuan social dari pemerintah dalam bentuk uang saja. Karena dampaknyta banyak, khususnya bagi agen dan pedagang telur banyak yang mengalami kerugian,” ujar Aji Rumongso.

Aji mengungkapkan, di Indramayu banyak keluarga penerima manfaat (KPM) yang menjual telur yang mereka terima dari bansos. Telur tersebut mereka jual dengan harga murah, sekitar Rp20 ribu per kilogram.

“Bahkan ada juga yang dijual kembali ke pedagang di pasar dengan harga Rp20 ribu per kilogram. Kami usul agar bansos dari pemerintah diberikan dalam bentuk uang saja,” tegas Aji.(oet)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: